News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arawinda Kirana Bangga pada Perempuan yang Berani Bersuara

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam memperingati Hari Kartini, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melaksanakan kegiatan 'Nonton Bareng Virtual Film 3 Srikandi dan Webinar Jumpa Sapa' yang membahas tentang Profil Pelajar Pancasila, kesetaraan gender, inklusivitas, serta penuntasan kekerasan seksual.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam momen Hari Kartini beberapa waktu lalu, Arawinda Kirana mengutarakan rasa bangganya pada kaum perempuan masa kini.

Sebab, di zaman sekarang perempuan berani mengutarakan pendapatnya dan beberapa mampu berdampak banyak di lingkungan.

Emansipasi yang digaungkan R.A Kartini sudah bisa dinikmati oleh Arawinda dan perempuan di zaman sekarang karena mereka sudah punya suara yang bisa didengar.

“Saya bangga banyak perempuan sekarang yang berani untuk mengutarakan pendapatnya," ujar Arawinda Kirana dalam jumpa pers virtual beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pacuan Kuda Kartini Cup: AJR Mare dan Solo Eclipse Tercepat

"Semoga ini bukan hanya tren namun perempuan masa kini memang benar-benar memahami pentingnya berpikir kritis dan logis. Mari, kita ciptakan ekosistem yang aman dan nyaman bagi sesama manusia,” terangnya.

Dalam memperingati Hari Kartini, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melaksanakan kegiatan 'Nonton Bareng Virtual Film 3 Srikandi dan Webinar Jumpa Sapa' yang membahas tentang Profil Pelajar Pancasila, kesetaraan gender, inklusivitas, serta penuntasan kekerasan seksual. 

Selain Arawinda, penulis film 3 Srikandi, Swastika Nohara turut hadir dalam webinar virtual tersebut.

"Tantangan dalam membuat film untuk menjadi tontonan yang berkualitas pertimbangannya tidak hanya menjelaskan fakta karena akan terasa membosankan. Oleh karena itu, karakter utama kami sajikan secara matang dan dalam," beber Swastika.

"Karakter utama kami bangun sesolid dan semenarik mungkin, unik, dialognya juga memiliki ciri khas masing-masing serta menampilkan konflik perjuangan yang harus disarikan menjadi dramaturgi yang menarik,” ucapnya.

Dalam acara tersebut hadir juga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka) Kemendikbudristek, Hendarman, dan Inez Kristanti (Psikolog Klinis).

Kegiatan yang bertema 'Dari Srikandi Untuk Kartini' ini ditujukan untuk mengingat kembali semangat emansipasi perempuan yang dulu diperjuangkan R. A. Kartini. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini