TRIBUNNEWS.COM - Endang Nugrahani, istri calon gubernur Pramono Anung, bersama penyanyi Ashanti mengunjungi Posko Jaga Suara di Kampung Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Kamis siang (21/11).
Ratusan perempuan dan remaja putri berkumpul untuk menyambut mereka serta mengajak kedua tamu tersebut mengunjungi acara Memasak Ceria.
Beragam hidangan khas Betawi diolah dalam perlombaan masak siang itu. Dengan mencicipi masakan tersebut, keduanya menjadi lebih akrab dengan kehidupan dan budaya Betawi.
Bagi pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, identitas budaya ini harus terus dipertahankan di tengah gempuran budaya lain yang hadir di kehidupan metropolitan Jakarta.
Rawa Badung merupakan perkampungan padat yang warganya kebanyakan adalah etnis Betawi. Lokasinya bersebelahan dengan sebuah kawasan industri yang dipenuhi pabrik-pabrik sehingga budaya Betawi menjadi tertantang keberadaannya.
Tingkat kesejahteraan warga beragam dengan mayoritas berlatar kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Baca juga: Bawa Semangat “Jakarta Menyala”, Pramono-Rano Banjir Dukungan dari Masyarakat dan Tokoh Nasional
Dengan visi menjadi gubernur yang dapat merangkul semua lapisan masyarakat, para relawan memilih untuk mendirikan Posko Jaga Suara di dekat pemukiman warga.
Kehadiran istri Pramono Anung dan Ashanty sebagai sahabat diharapkan dapat mewujudkan harapan calon wakil gubernur Rano Karno bahwa pemerintah seharusnya menjadi teman yang menyenangkan bagi masyarakat.
“Para perempuan, yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu, merupakan ujung tombak ataupun garda terdepan dalam pemenangan Mas Pram dan Bang Doel satu putaran,” ujar Kelik Ismunanto, Koordinator Kelompok Relawan Kawan 98 dan Jaga Suara yang menjadi penanggung jawab acara Memasak Ceria.
“Sebagai penguasa lingkungan, peran ibu-ibu dalam meminimalisir terjadinya kecurangan, munculnya intimidasi, dan politik uang, bisa menjadikan Pilkada Jakarta menjadi Pilkada yang jurdil sehingga mampu menghasilkan pemimpin yang integratif dan berkomitmen untuk kemajuan Jakarta,” ujar Kelik selanjutnya.
“Penghormatan terhadap martabat perempuan dibandingkan dengan paslon lainnya, menjadikan figur Mas Pram dan Bang Doel merupakan figur yang pas dan cocok untuk memimpin Jakarta ke depan,” tambah Kelik. (***)
Baca juga: Konsisten Bertemu Rakyat jadi Senjata Utama Pramono-Rano untuk Menangkan Pilkada Jakarta