Dokter Reisa merasa sangat khawatir juga saat tengah konferensi pers dengan menyesuaikan nada bicara yang tepat.
"Jadi waktu itu worry-nya lah adalah pokoknya setiap bikin script itu mau presscon dipikirin banget nada bicaranya, intonasinya."
"Jangan sampai salah, kalau kita terlalu bersemangat, 'Ini kenapa kok bersemangat banget?'"
"Kalau misalnya terlalu pelan, 'Ada apa nih? Jangan-jangan ada yang disembunyiin', ada aja pikiran-pikiran gitu," ujarnya.
Hal tersebut membuatnya menjadi benar-benar melakukan persiapan dengan matang.
"Jadi bener-bener harus prepare, kalau bisa sih ketika kita bikin statement, nggak ada pertanyaan-pertanyaan miring lah dari orang, semua sudah terjawab," imbuhnya.
Lebih lanjut, dokter Reisa mengaku bahwa dirinya tak hanya mengabarkan berita seputar Covid, melainkan juga memberikan solusi.
"Menurut aku, kalau kita mau menyampaikan sesuatu, daripada nyampaikan cuma berita, lebih baik kita nyampaikan berita dan solusi."
"Jadi makanya agak berbeda nih dari juru bicara yang lain misalnya."
"Karena setiap kali ada kendala apapun, kita pengennya orang begitu nonton tau kalau ada begini, saya harus begini," tutup dokter Reisa.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait dokter Reisa