Saat bekerja sama dengan Taqy, Aji merasa ada yang janggal saat bisnis berjalan.
"Perjalanannya sangat banyak, banyak kejanggalan."
"Yang di mana dipersulit, di situ saya pernah dimintain kepada salah satu pihak, bapaknya."
"Proses penagihan sulit sekali, nggak ada itikad baiknya, barang sudah dikirim, dan sudah mereka pasarkan," terang Aji.
Sebelumnya Aji pernah mendapar PO barang dari ayah Taqy, sebagai supplier, Aji langsung memenuhi keinginan kleinnya.
Aji mengaku sudah dua tahun tidak dibayar oleh ayah Taqy.
"Hampir 2 tahun nggak dibayar tapi ditagih (barang) terus," ucap Taqy.
Diketahui, Aji telah mengalami kerugian Rp 930 juta.
"Taqy ada Rp 705 juta dan bapaknya ada Rp 222 juta," tutup Aji.
(Tribunnews.com/Dicha Devega)