TRIBUNNEWS.COM - Sastrawan besar Remy Sylado meninggal dunia, Senin (12/12/2022). Tak hanya keluarga, banyak orang merasakan kehilangan.
Dua hari sebelum menghembuskan napas terakhir, Remy seperti punya firasat.
Sastrawan bernama asli Japi Panda Abdiel Tambajong meminta maaf kepada sang istri Maria Louise atau dikenal sebagai Emmy Tambajong.
"Dia bilang minta maaf dan sepanjang malam omong terus, 'tolong doakan saya'," ucap Emmy seperti diberitakan Kompas.com.
Remy Sylado bahkan sudah menyinggung tentang kematian.
"Dua hari sebelumnya dia omong, 'mungkin saya enggak di sini lagi. Maafkan saya.' Tapi saya bilang, kita berdoa kita masih bisa merayakan Natal, jadi masak ketupat," lanjutnya.
Masih berkreativitas dalam sakitnya
Meski dalam kondisi sakit, daya kreativitas dan semangat menulis Remy Sylado tak juga luntur.
Ada satu naskah yang sedang dibuat oleh Remy sebelum dia meninggal dunia.
Naskah itu berjudul Brower, cerita tentang tentara Belanda dan tentara Jepang pada era penjajahan di Indonesia.
Baca juga: Nini El Karim Sebut Sastrawan Remy Sylado sebagai Harta Luar Biasa Bagi Indonesia
"46 tahun selama saya menjadi istrinya, dia kalau ngetik tidak bisa diganggu. Padahal ada cerita bagus loh. Ceritanya tentang tentara Belanda, judulnya Brower," tutur Emmy Tambajong.
Emmy menyebut, cerita tersebut menjadi relevan dan dekat karena dia dan Remy pernah tinggal di Semarang, latar tempat dalam naskah tersebut.
Pada hari-hari menjelang kematiannya, cerita itu seperti menjadi beban Remy sebagai penulis novel.
"(Naskah itu) belum digarap, setiap kali wartawan ke sini, dia cerita. Kisah itu masih jadi beban dia," tutur Emmy.