Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, VIRGINIA - Grup rock legendaris pemenang Grammy Award, Metallica, telah membeli pabrik pengepresan vinylnya sendiri, karena penjualan format yang sebelumnya stagnan kini telah melampaui penjualan CD untuk pertama kalinya dalam 35 tahun.
Para veteran heavy metal yang dipimpin oleh Vokalis James Hetfield itu telah menyelesaikan pembelian Furnace Record Pressing yang berbasis di Virginia, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Yayasan Band Metallica Sumbang Rp3,9 Miliar untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Furnace Record Pressing merupakan pabrik yang memproduksi rekaman Metallica selama 15 tahun terakhir.
Pendiri dan Kepala Eksekutif perusahaan itu, Eric Astor mengatakan pada minggu ini bahwa kesepakatan tersebut akan mengamankan masa depan jangka panjang Furnace, sekaligus menempatkannya pada posisi untuk 'mengambil keuntungan dari peluang pertumbuhan'.
"Langkah tersebut akan membawa hubungan band dengan pabrik ini naik 'ke tingkat selanjutnya,'," jelas salah satu pendiri band rock ini, Lars Ulrich.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (16/3/2023), Hetfield menambahkan bahwa kesepakatan dengan Furnace akan memastikan bahwa penggemar 'akan terus mengakses rekaman berkualitas tinggi di masa mendatang'.
Sejak pembentukan band ini pada 1981, Metallica telah berkembang memposisikan dirinya sebagai pemimpin industri dalam penjualan vinyl.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Australia, Metallica hingga Chris Hemsworth Beri Bantuan Miliaran Rupiah
Tahun lalu, band ini menjual lebih dari 387.000 rekaman di AS, ini merupakan penjualan vinyl tertinggi ke-6, meskipun band fenomenal ini tidak merilis materi baru sejak 2016.
Sementara itu, rekaman berikutnya yang berjudul '72 Seasons' akan dirilis bulan depan.
Sebuah laporan baru-baru ini oleh Recording Industry Association of America (RIAA) menyatakan bahwa industri vinyl di AS naik 17 persen pada 2022, menghasilkan pendapatan lebih dari 1,2 miliar dolar AS.
Dalam rentang waktu yang sama, vinyl terjual lebih banyak dari CD, yakni sebanyak 41 juta eksemplar menjadi 33 juta.
Sedangkan pendapatan CD turun 18 persen menjadi 483 juta dolar AS.
Namun, pendapatan kolektif keseluruhan dari penjualan musik fisik tetap dikerdilkan oleh platform streaming, yang menawarkan penjualan keseluruhan sebesar 13,3 miliar dolar AS pada semua sumber digital di AS.
Metallica telah berusaha memposisikan dirinya di ujung tombak distribusi musik di masa lalu.
Pada 2000, grup tersebut mengajukan gugatan terhadap situs web berbagi file peer-to-peer Napster untuk melarang distribusi musiknya secara gratis.
Putusan pengadilan berikutnya yang mendukung band ini dianggap sebagai faktor kunci dalam pertumbuhan layanan streaming digital berbayar yang biasa terjadi saat ini.