"Peristiwa ini sudah sangat menimbulkan trauma, karena yang dantng itu bukan hanya satu dua orang, tapi betul-betul 30 orang," ungkapnya.
Nindy mengaku telah mengantongi identitas dan bukti aksi teror di hari Minggu itu.
"Saya sudah mendapatkan data-datanya orang itu ketuanya adalah inisalnya HS pangkatnya Letkol (Letnan Kolonel) satuannya infantri."
"Saya punya foto-fotonya, saya punya bukti mereka melakukan kerusakan," pungkas Nindy.
Nindy Akui Tahu Kasus Dito Mahendra
Diketahui, Nindy sebelumnya mengaku mengetahui betul kasus yang tengah disangkakan kepada Dito, baik dugaan TPPU Nurhadi hingga kepemilikan Senjata Api (Senpi) Ilegal.
Namun, wanita berusia 34 tahun ini tak mau bicara banyak perihak kasus TPPU Nurhadi yang menyeret nama Dito, karena sudah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau penggeledahan, katanya penyidik KPK bawa dua koper dari penggeledahan itu, nyatanya tidak ada barang yang dibawa. Mungkin mereka bawa barang-barang mereka," ucapnya.
"Karena tidak ditemukan file apa pun dari hasil penggeledahan. Hasil itu sudah ditandangani lah," sambungnya
Terkait kasus dugaan kepemilikan Senpi ilegal, janda anak dua ini menyebut kabar beredar pihak Dito tidak memberi tahu soal keberadaan surat senjata itu.
Baca juga: Kembali Mangkir dari Panggilan Penyidik, Polisi Akan Jemput Paksa Dito Mahendra
"Katanya sembilan Senpi tidak ada surat itu kan, tiga air soft gun tidak perlu ada surat, enam ada suratnya. Tapi lagi di proses di penyidikan dan sedang berjalan," jelasnya.
Dua kasus yang dijalani oleh Dito Mahendra tak membuat Nindy Ayunda takut, kalau namanya terseret dan akan menjadi saksi.
"Enggak, saya enggak takut. Karena masalah saya dan dia beda," tegasnya.
(Tribunnews.com/dian/Fauzi Alamsyah)