"Karena banyak sekarang orang tua yang bercerai, akhirnya mereka tuh merebutkan hak asuh, atau pun bukan hak asuh saja tapi mereka saling menjelekkan satu sama lain," ujarnya.
Uya Kuya pun menuturkan, di dalam kasus percerian nantinya akan saling menjelekkan di hadapan anaknya.
Dikatakan Uya, anak saat kecil bisa dibohongin, akan tetapi nantinya saat sudah dewasa pasti akan mencari tahu soal kebenaran yang terjadi.
"Banyak kasus-kasus yang hak asuhnya di tangan bapak, nanti ibunya jelek-jelekin atau sebaliknya,"
"Nah anak waktu kecil mungkin bisa dibohongin, tapi saat besar anak itu akan mencari tahu, dan kalau sampai tahu anak itu dibohongin bisa jadi anak itu akan kecewa, marah dan meninggalkan kalian," ucap Uya Kuya.
Ia pun mengimbau kepada orang-orang untuk tidak egois dengan membuat cerita-cerita bohong kepada anak.
"Jadi jangan egois demi diri kalian sendiri, kalian menjelekkan cerita-cerita bohong tentang mantan-mantan kalian, akhirnya nanti kalau anaknya sudah gede dan tahu kalian lah yang akan dapat akibatnya," tuturnya.
Istri Uya Kuya, Astrid turut merasa kasihan terkait psikis anak yang mungkin bisa terganggu hingga mengalami trauma akibat perceraian orang tua.
"Yang masih kecil inget ya, mereka itu akan dewasa pasti suatu saat akan besar,"
"Kasian psikis mereka, trauma mereka kalau begini terus," kata Astrid.
(Tribunnews.com/Ifan)