Dua istri Tuan Sihaporas Ompu Mamontang Laut adalah boru Sinaga (istri pertama) dan boru Sitio (Saragi/Saragih).
Merasakan Campur Tangan
Guido menuturkan kisah pencipatan lagu Ro Jo hamu. Ia mengaku marasakan ada dorongan dari luar tubuh yang menggerakkan hatinya untuk memberikan persembahan lagu kepada masyarakat.
Pada saat diajak teman untuk melihat situasi masyarakat adat di Sihaporas, ia ringan langkah berangkat untuk mendengarkan langsung cerita-cerita warga.
“Yaa, aku merasa sangat terkejut lah. Ternyata masih ada gitu, lingkungan atau komunitas masyarakat yang sangat mengerikan dan menakutkan terhadap intimidasi sehari-hari baik itu untuk anak-anak ataupun orangtua. Itu yang aku lihat,” kata Guido.
Menurut catatan Guru Sekolah Adat Lamtoras Sihaporas, Putri br Ambarita, Guido dan kawan pertama kali berkunjung ke Sihaporas 25 Juli 2024. Atau tiga hari berselang setelah terjadi penangkapan lima warga setempat dari gubuk perjuangan tanah adat.
“Jadi, kenapa aku bilang seperti ada gitu yang menggerakkan? Karena dari situasi atau misalnya dari strategi-strategi aku membuat lagu, aku tidak terlalu pintar berdilektika untuk mengarang lagu, apalagi tentang lagu batak.”
Keesokan hari setelah melalukan perjalanan ke Desa Sihaporas, tiba-tiba Osen Hutasoit, pencipa lagu, menepati janjinya kepada Guido, yaitu membuatkan lagu yang pernah dijanjikannya setahun yang lalu.
Lagu ini sangat menceritakan tentang kegelisahaan orang-orang Batak di kampungnya yang tertindas.
“Tiba-tiab dia mengirim lagu itu. Dan ku pikir, lagu (Ro Jo Hamu) ini terinspirasi oleh penderitaan mereka,” kata Guido.
Guido masih bagian personel Band Punxgoaran. Namun untuk Ro Jo Hamu,dia tergerak untuk sendiri saja.
“Pada saat nyanyi solo ini, aku mengajak dua temanku yang merupakan komposer lagu."
"Setelah lagu jadi, di saat pembuatan video klip, kita berkunjung ke kuburan (Makam) Ompu Mamontang Laut Ambarita (Tuan SIhaporas)."
"Ternyata Ompu Mamontang Laut punya dua sitri. Kedua Istri Ompu Mamontang Laut semarga dengan dua orang komposer lagu tadi, Sinaga dan Sitio (Saragih). Aku heran, kenapa semua berhubungan dengan apa yang aku bawa,” ujarnya.