Di satu sisi, Eddy Saddak merasa senang adanya peningkatan kegairahan daerah-daerah untuk jauh-jauh hari mempersiapkan tim berkudanya.
"Hal ini juga meningkatkan motivasi atlet," kata Ketum Pordasi.
"Abror dan Singky juga sudah ngobrol banyak dengan Rafiq Radinal. Saya yakin Rafiq bisa memberikan saran-saran yang baik terkait pembentukan tim berkuda PON Jatim itu," sambung Eddy Saddak.
Ketum PP Pordasi juga mengakui kalau beberapa atletnya juga diincar Jatim dan daerah lainnya, termasuk Brayen Brata Coolen.
"Saya bilang, Brayen itu sekarang masih milik Amsterdam," paparnya.
Brayen memang tengah menjalani kuliah di Amsterdam, Belanda, walau terkadang masih menyempatkan kembali ke tanah air. Jumat lalu, Brayen juga bertemu Abror dan Singky di Lembang.
HARUS AGRESIF
Ferry Sudarmadi, 'rider' senior Aragon, mengakui kalau kubu Jatim cukup agresif dalam perekrutan tim berkudanya.
"Ya, saya dengar sudah cukup banyak yang mereka rekrut," kata Ai, sapaan akrab 'rider' senior Aragon itu.
'Rider' veteran Eeng Harijanto, Sulaksmono Soesilo, atau Ferry Sutoyo dari unsur usia muda, termasuk yang sudah direkrut Jatim.
"Bagus kalau Jatim sudah jauh-jauh hari mempersiapkan atlet dan kudanya sekaligus. Mau berprestasi, ya, memang tidak bisa langsung instan," papar Ai.
'Rider' andalan EQINA ini menuturkan kisah sukses tim berkuda Kaltim pada PON XVII lalu. Sebagai tuan rumah PON itu, Kaltim mempersiapkan tim berkudanya hampir tiga tahun sebelumnya.
"Kaltim sudah memulai program pembinaan atlet dan kudanya sejak tiga atau dua tahun sebelum mereka menggelar PON itu," jelas Ai, yang disebut-sebut sudah diikat tim PON Kalsel.