Untuk itu kita bersama menyusun Agenda Kegiatan Bersama 2014, yaitu gabungan dari agenda kegiatan seluruh komunitas equestrian baik di bawah EFI selaku pemegang mandat 'National Federation' (NF), juga EQINA-Pordasi, selaku organisasi yang berafiliasi kepada Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) yang anggotanya tersebar di 18 Proprinsi dan lebih dari 30 klub equestrian atau mayoritas komunitas equestrian di Indonesia.
Kesepakatan ini hampir mencapai final dan telah tersusun Agenda 2014, untuk selanjutnya akan diluncurkan dengan mendapat 'endorsement' atau persetujuan EFI selaku NF.
Namun ternyata pada akhirnya niat baik ini tidak mendapat persetujuan dari sebagian kecil pengurus EFI yang 'de jure' memegang mandat menjalankan EFI dan yang terjadi adalah sesuatu keputusan yang kontra produktif dalam kerangka pembinaan equestrian di Indonesia.
Tidak ada satupun agenda EQINA yang mendapat endorsement atau persetujuan dari EFI, bahkan hak sebagai Warga Negara Indonesia dengan semena mena ditiadakan oleh NF, yaitu hak untuk mewakili negara untuk menjadi attlet nasional, yang secara jelas dinyatakan dalam suratnya bahwa atlet nasional untuk Pelatnas ASIAN Games 2014 maupun SEA Games 2015 hanya untuk atlet binaan EFI, yang mengikuti 'event' yang diselenggarakan oleh EFI.
Padahal, yang namanya seorang atlet ataupun juara syarat untuk mewakili negara kriterianya memiliki 'passport' atas suatu negara dan memiliki prestasi sebagai juara.
"Yang dikategorikan sebagai juara sejati adalah yang terbukti dan mampu bersaing secara sportif dengan siapapun dalam event yang terukur sesuai aturan," terang Jose Rizal.
Adalah suatu sikap diskriminatif karena menghilangkan hak atlet-atlet EQINA, yang notanbene juga jelas jelas menghilangkan hak seorang Warga Negara Indonesia.
Jose Rizal menggambarkan kembali pertemuan koordinasi pada 29 Januari 2014 di lantai 12 gedung KONI Pusat, antara Mayjen (Pur) Suwarno selaku ketua Satlak Prima serta Sekjen EFI Triwatty Marciano, penasehat EFI Rafiq Hakim Radinal, Ruminta dari bidang humas dan media EFI/Humas EFI dan ia sendiri sebagai ketum EQINA.
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa untuk Pelatnas Asian Games 2014 dan SEA Games 2015, terkait dengan berkuda ketangkasan, seluruh potensi bangsa harus diundang untuk pencapaian prestasi di kedua 'event' tersebut.
"Pada kesempatan itu, kita semua sepakat bahwa parameternya adalah WNI dan prestasi, apalagi untuk Asian Games yang notabene persaingan untuk menjadi juara sangatlah berat," ungkap Jose. (tb)