TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Srikandi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memastikan satu tiket ke final LIMA Basketball: McDonald’s East Java Conference (EJC) 2018.
Hasil itu diraih usai menekuk Universitas Negeri Malang (UM) dalam laga semifinal yang dihelat Minggu (5/82018) yang berakhir dengan skor 50-19.
Unair yang menjadi tuan rumah perhelatan ini akan menantang Universitas Surabaya (Ubaya) dalam laga final yang akan digelar di GOR Universitas Airlangga (Unair) Kampus C, Surabaya, pada Senin (6/8/2018).
Sejak kuarter awal, langsung tampil dominan Tim asuhan Aries Herman itu menyajikan serangan yang cepat hingga lawan dibuat sulit berkutik. Di akhir laga, Unair memimpin dengan selisih tujuh angka, 11-4.
Kondisi itu terus berlanjut pada kuarter dua dimana UM hanya diberi kesempatan menambah satu angka dan menutup babak ini dengan skor 22-5.
Tim berkostum putih itu semakin meninggalkan lawannya dengan skor 39-10. Terpaut 29 angka di akhir kuarter ini membuat anak-anak asal Malang itu sulit mengejar.
UM setidaknya memiliki satu kuarter lagi untuk mengejar keunggulan Unair. Di kuarter akhir UM hanya mampu menambah Sembilan dan harus nmengakui kemenangan lawan dengan skor 50-19.
“Alhamdulillah, target kami untuk lolos ke final regional Jawa Timur ini tercapai. Secara otomatis, kami lolos ke nasional. Itu memang target utama kami. Meski tadi anak-anak ada yang kurang fokus dalam bermain, tapi mereka berhasil menang juga. Untuk final besok melawan Ubaya, kami bermain seperti biasa saja, lepas, dan tidak ada beban. Ubaya merupakan tim yang kuat,” ungkap Aries.
Dari sektor putra, langkah serupa juga dicatat Ubaya usai menaklukkan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) dengan skor 53-36.
Hasil produktif diciptakan Ubaya di kuarter pembuka. Tim berkostum putih itu berhasil mencetak 20 poin.
Sang kapten, Eko Agung Prabowo (9) menjadi penyumbang poin terbanyak sementara dengan tujuh poinnya. ITS hanya terpaut tujuh angka dari lawan. Ubaya pun apik membuka laga ini dengan skor 20-13.
Ubaya semakin dominan. Tim asuhan Sapto Wahyu Purnomo itu kian merapatkan pertahanannya.
Alhasil, sang lawan hanya bisa menambah lima angka. Ubaya melesat dengan tambahan 16 poin.
Kedudukan menjadi 36-18 masih untuk keunggulan Ubaya. Di kuarter ketiga, ITS tampak berambisi merebut keunggulan.
Anak asuh Madya Firman itu berkali-kali mencoba menembak. Ubaya tercatat lebih produktif mencetak dengan tambahan 12 poin.
ITS mengendur dengan hanya menghasilkan 11 angka tambahan.
Meski begitu, modal keunggulan Ubaya di kuarter sebelumnya membuat tim berkostum putih ini masih tetap unggul.
Ubaya memimpin di akhir kuarter ketiga dengan skor 47-30. ITS terus berusaha mengejar.
Di kuarter keempat, tim berkostum hitam itu lebih produktif melepaskan tembakan dibandingkan Ubaya.
Namun, dari 22 kali percobaan menembak, hanya tiga bola yang berhasil masuk. Hasil itu tak cukup untuk menyalip lawannya. Akhirnya, Ubaya mampu menyudahi perlawanan ITS dengan tim lebih unggul.
Tim asal kampus yang terletak di bilangan Rungkut, Surabaya, itu memenangi laga dengan skor 53-36.
"Kami beruntung bisa menang. Saya belum puas meski bisa menang. Alhamdulillah ITS hari ini tidak bermain seperti biasanya sehingga kami bisa lebih leluasa bermain," ungkap Sapto Wahyu, pelatih Ubaya.