Gatot juga mengatakan terkait masalah kedisiplinan harus jelas penyampaiannya, pelanggaran apa yang telah sang atlet lakukan.
Sesmenpora ini menuturkan kalau sesuai dengan data yang disebutkan oleh Persani, memang indikatornya terkait prestasi," ujar Gatot.
Namun meski begitu, Kemenpora menganggap masalah ini belum selesai.
Sehingga Kemenpora menghimbau agar Persani segera memperjelas terkait alasan dipulangkannya Shalfa dari Sea Games 2019.
"Kami anggap masalah ini belum selesai," ujar Gatot.
"Dan Ketua Umum Persani mengatakan mohon waktu karena pelatihnya sendang berada di Manila," imbuhnya,
Di sisi lain Gatot sangat menyayangkan kalau dugaan karena masalah keperawanan menjadi alasan pokok dipulangkannya Shalfa.
Karena hal ini akan sangat menganggu privasi dari atlet yang bersangkutan.
Ia menilai hal ini juga tidak ada hubunganya dengan prestasi.
Selain itu, Gatot juga menegaskan dalam suatu olimpiade tidak ada yang namanya diskriminasi terkait masalah keperawanan.
"Sekali lagi di dunia olahraga itu tidak dikenal adanya diskriminasi seperti itu," ujar Gatot.
"Bahkan diaturan olimpiade baik Asian Games, Sea games bahkan sampai PON, itu tidak ada yang namanya diskriminasi karena masalah mohon maaf karena masalah kegadisan," imbuhnya.
Menurut Gatot selama ini atlet yang memiliki usia lanjut maupun sudah memiliki anak tidak dipermaslahkan memngikuti suatu olimpiade.
"Bahkan ada atlet - atlet terkenal baik dari Indonesia maupun luar negeri yang mohon maaf sudah punya anak dan usia lanjut namun itu tidak jadi permasalahan," kata Gatot. (*)
(Tribunnes.com/Isnaya Helmi Rahma)