“Adaptasi pertama itu berat banget. Harus adaptasi sama kursi roda, sarung tangan, terus kan ini posisi harus nunduk palagi Nina setelah kecelakaan kan ada tulang rusuk yang patah, jadi awal-awal masih sakit tapi ke sininya sudah engga,” jelasnya.
Perjuangan adaptasi dengan olahraga baru ini membuat dirinya jatuh cinta.
Tak hanya itu, arahan dari senior-seniornya seperi Zaenal Aripin dan Maria pun membuat dirinya betah.
Di ajang ASEAN Para Games 2020, Nina turun di nomor sprint 100m, 200m dan 400m. Soal target dirinya masih belum bisa mematok lantaran masih pengalaman perdana.
“Kalau taget ya kasih yang terbaik saja dulu. Nina kan baru pertama jadi mau berlatih dulu dan cari pengalaman,” ujarnya.
Sementara itu, saat disinggung mengenai perasaanya melepas kebiasaan bermain voli, wanita asal Medan itu mengaku sudah mulai merelakan.
“Seperti tadi, perjuangan di sini sangat tinggi. Jadi kenapa setengah-setengah. Orang tua juga sudah tahu dan setuju Nina pindah ke sini,” kata Nina.
Seperti diketahui, Nina dahulunya merupakan atlet Voli dari Medan.
Pada tahun 2016, dirinya mengalami kecelakaan yang mengakibatkam sebagian kaki kananya harus diamputasi.
Namun, pasca kejadian itu Nina tak kecil hati. Ia langsung menyalurkan hobinya kembali di sitting voleyball.
Jika bertemu dan bercengkrama langsung, Nina wanita yang sangat ramah dan suka bercanda. Tak ayal, suasana saat latihan pun bisa dibuat cair dengan gayanya.