Pada gim pertama, Jonatan kalah dengan skor 15-21.
Kemudian pada gim kedua, pebulu tangkis berusia 22 tahun itu dipaksa menyerah 13-21.
Kalahnya Jonatan sekaligus membuat Lee Zii Jia sukses menuntaskan misi yang diusungnya sebelum turnamen digelar.
Tersingkirnya Ginting dan Jojo membuat Hendry Saputra selaku pelatih tunggal putra merasakan kecewa dengan raihan anak asuhnya.
Hasil ini merupakan hasil yang di luar harapan bagi coach Hendry, apalagi untuk Anthony dan Jonatan yang sebelumnya diharapkan bisa melangkah lebih jauh lagi.
“Untuk Ginting, saya lihat dia merubah mainnya dari rally control jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan."
"Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri."
"Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi,” jelas Hendry dilansir dari Badmintonindonesia.org.
“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya."
"Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” imbuh coach Hendry.
Sementara untuk Shesar, meski kalah, Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut.
Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.
Shesar terhenti di babak dua, juga dari Gemke, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit.
Shesar berhasil merebut game pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.