TRIBUNNEWS.COM - Poul-Erik Hoyer Larsen, selaku Presiden BWF ternyata masih bertekad untuk memperjuangkan penerapan format penilaian skor 11x5.
Tercatat telah dua tahun proposal Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) melayangkan opsi untuk mengganti format penilaian skor yang berlaku saat ini.
Format penilaian bulutangkis yang berlaku saat ini yakni 21x3, dimana pihak BWF ingin menggantinya menjadi 11x5.
Kengototan untuk mengganti format penilaian tersebut terus didengungkan oleh Poul-Erik Hoyer yang terpilih sebagai Presiden BWF sejak tahun 2013.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan sebuah TV lokal milik Pemerintah Denmark.
Baca: Nasib Piala Thomas dan Uber 2020 Belum Jelas, Sekjen PBSI Tetap Ikuti Keputusan BWF
Baca: Dampak Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 Bikin Pusing BWF, Kejuaraan Dunia Terancam Ditiadakan
Poul-Erik Hoyer mengungkapkan masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengubah sistem poin saat ini.
Salah satu alasan yang membuat Poul-Erik Hoyer ingin mengubah sistem poin saat ini karena dinilai terlalu lama dan kurang menarik bagi para penonton.
Peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Atalanta 1996 tersebut menambahkan beberapa langkah inovasi tersebut dilakukan agar bulutangkis bisa mengingukti perkembangan olahraga internasional lainnya.
"Ada satu hal yang pasti, saya masih ingin mengubah sistem penilaian," ujar Poul-Erik Hoyer kepada TV2 Danmark, dilansir The Star.
"Saya pikir kami saat ini terlalu konservatif dan stagnan," lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa format penilaian skor bulutangkis yang berlaku saat ini telah diterapkan sejak 2006.
Format penilaian skor 21x3 merupakan pengganti sistem lama yang menggunakan 15x3.
Pihak BWF dibawah komando Poul-Erik Hoyer sendiri telah memberikan gagasan ini dalam pembicaraan pertemuan tahunan di Bangkok pada tahun 2018.
Proposal yang dilayangkan BWF tersebut sebenarnya sudah dilayangkan kepada para anggotanya.