TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara legenda fenomenal NBA yang bermain untuk LA Lakers, Earvin Johnson mengecam insiden yang menimpa warga berkulit hitam di Amerika Serikat, George Floyd.
George Floyd meninggal saat dilarikan kerumah sakit, setelah polisi, petugas berkulit putih menggunakan lututnya untuk menjepit leher Floyd di tanah.
Dalam pemberitaan BBC, kejadian itu bermula saat petugas mendapatkan laporan soal penggunaan uang palsu.
Kala itu, petugas kepolisian mendekati kendaraan yang digunakan Floyd untuk diperiksia.
Baca: George Floyd Ditangkap Polisi, Diinjak hingga Meninggal karena Uang Palsu Senilai Rp 294 Ribu
Menurut laporan polisi, Floyd disuruh menjauh dari kendaraannya dan secara fisik memberikan perlawanan terhadap petugas.
Sebuah pernyataan polisi mengatakan: " Petugas bisa membuat tersangka diborgol dan mencatat bahwa ia tampaknya menderita tekanan medis."
Dalam video yaang beredar di media sosial tak menunjukkan bagaimana awal kejadian.
Yang ada hanya bagian saat seorang petugas berkulit putih tampak menjepit leher George Floyd ke jalan.
Floyd sempat mengeluh,"tolong aku tidak bisa bernafas" dan " jangan bunuh aku", dan orang di sekitar kejadian tersebut mendesak petugas agar membiarkan Floyd pergi.
Namun naas, George Floyd yang terbaring lemah saat dibawa ambulan untuk dilarikan ke rumah sakit nyawanya tidak tertolong.
"George Floyd jelas dibunuh oleh seorang perwira poisi Minneapolis. Berapa kali kita harus melihat orang kulit hitam terbunuh di televisi nasional ?," ucap pria yang kerap disapa Magic Johnson ini melalui akun Twitter pribadi miliknya.
"Ini telah berlangsung terlalu lama. Kita harus mulai melihat orang berkulit hitam (termasuk George Floyd) sebagai manusia dan bukan binatang di jalan," lanjutnya.
Baca: Kerusuhan Meletus di Minnesota AS, Buntut Terbunuhnya Pria Kulit Hitam George Floyd di Tangan Polisi
Tak hanya Magic Johnson yang marah dan geram akibat insiden ini, sejumlah atlet NBA, Walikota setempat, hingga Presiden Amerika Donald Trump pun angkat bicara.