TRIBUNNEWS.COM - Marc Marquez menjadi pemicu para pembalap MotoGP mengubah 'tradisi' latihan.
Tradisi yang dimaksud ialah intensitas para rider Grand Prix dalam berlatih.
Sejak kedatangan Marc Marquez, para pembalap harus melakukan latihan dua hingga tiga kali lipat dari porsi semula.
Baca: Sumbar Marc Marquez: Jika Ingin Juara MotoGP Kalahkan Saya
Baca: Valeninto Rossi dan Dani Pedrosa Jadi Panutan Marc Marquez Saat Muda
Kondisi tersebut diakui oleh rider andalan Petronas SRT, Fabio Quartararo.
Quartararo menilai, Marc Marquez telah menjadi tolok ukur para pembalap untuk terus dapat berkembang di setiap serinya.
Satu-satunya cara untuk mampu mendekati capaian pembalap Spanyol tersebut dengan cara melakukan latihan porsi ganda.
"Tingkat intensitas Marc Marquez yang mampu meraih gelar di Moto3, Moto2, dan MotoGP membuat pembalap lainnya merubah cara berlatih."
"Sejak menunjukkan kegemilangannya di tahun 2013 dan 2014, Marc Marquez membuat para pembalap di kelas premier berlomba untuk mengalahkannya," tukas Quartararo, dikutip dari laman Tuttomotoriweb.
"Semua orang bergerak dan berlomba-lomba untuk dapat mengalahkannya," tambahnya menjelaskan.
Tidak bisa dipungkiri Marquez memang menjadi pembalap tersukses, paling tidak sejak ia naik ke kelas premier di tahun 2013.
Dari 7 musim terakhir penyelenggaraan MotoGP, Marquez mampu menggondol enam gelar juara dunia.
Dominasinya di ajang Grand Prix terhenti di MotoGP 2015.
Saat itu gelar juara dunia berhasil diraih oleh Jorge Lorenzo bersama Movistar Yamaha.
Quartararo pun tidak memungkiri dirinya sangat terinspirasi bagaimana sang senior mampu mempertahankan eksistensinya.