"Butuh proses panjang untuk menyatukannya karena rumit. Biasanya, kontrak hanya antara kami dan Vale dan setiap pembaruan kontrak adalah proses yang sederhana. Apa yang berubah, apa yang perlu diubah, OK selesai," kata Jarvis dilansir BolaSport.com dari The Race.
"Kali ini kami mengubahnya karena dia akan tetap menjadi pembalap Yamaha.Tetapi, kami harus menempatkannya di tim Petronas," ujar Jarvis.
Ucapan Jarvis dibenarkan oleh Bos Petronas Yamaha, Razlan Razali.
"Kami memiliki tim hukum, mereka memiliki tim legal, Valentino memiliki tim legal. Menyatukan orang Jepang, Malaysia, dan Italia tidaklah mudah. Tetapi, kami menyelesaikannya (kontrak)," tutur Razlan.
"Saya senang kami menyelesaikan kesepakatan karena ini sangat penting untuk MotoGP. Akan sangat salah jika dia harus berhenti di tahun yang dipengaruhi COVID-19 ini," ujar Razlan.
Razlan Razali selanjutnya menjelaskan lebih detail proses dan dampak kesepakatan tim yang bermarkas di Malaysia itu dengan Rossi.
"Valentino bukanlah pembalap biasa. Dia adalah komoditas," kata Razlan.
Alasan itu menjadi semakin jelas karena Rossi telah memperluas bisnis VR46-nya melampaui penjualan merchandise menjadi kerajaan komersial yang luas.
"Ada hak yang terlibat dengannya. Ada tiga pihak yang terlibat dan itu bukan kesepakatan mudah," ucap Razlan.
"Dia memiliki hak merek dagang. Kami harus memastikan dengan partner utama kami bahwa mereka semua dilindungi dan tentu saja diskusi tentang orang-orang teknisnya adalah sesuatu yang harus kami yakini," tutur Razlan.
Baca Juga: Franco Morbidelli dari Merasa Positif dan Marah Gagal Juarai MotoGP Catalunya 2020
"Akhirnya ketika ada cahaya di ujung terowongan, Yamaha harus membuat kontrak."
Menurut Razlan, ketika Rossi ingin dia mengumumkan kontrak Petronas Yamaha di Barcelona, itu mendorong mereka untuk sedikit maju.
"Kami melakukan hal yang sama, kami membakar 'minyak' tengah malam setelah MotoGP Emilia Romagna, dan kami menyelesaikannya (kontrak). Ini kontrak yang besar jika dibandingkan dengan pembalap lain karena 4 kali lebih besar," aku Razlan.