"Saya ditunjuk sebagai kepala pelatih tunggal putra tahun lalu, tetapi tak ada turnamen apapun yang diadakan karena Covid-19," ungkap Hendrawan dilansir Stadium Astro.
"Setelah saya kembali dari ajang Thailand awal tahun ini, saya langsung menyerah, saya langsung mengajukan surat resign saya kepada BAM,".
"Tetapi BAM menolak untuk menyetujui pengunduran diri saya dan meminta saya mencoba lagi, saya tahu menjadi pelatih kepala Malaysia tidaklah mudah," tambahnya.
Saat ditanya bagaimana perasaannya ketika menyerahkan surat resign, tiba-tiba Hendrawan menetesan air mata selama beberapa saat dalam proses wawancaranya.
"Ya di tunggal, ini pertama kalinya saya memimpin tim sebagai pelatih tunggal putra, tapi hasilnya tidak bagus, maaf, maaf," kata Hendrawan sekalian mencoba menghapus air mata.
Baca juga: Pemerintah Respon Permintaan Maaf BWF dalam Kasus All England Secara Profesional dan Terukur
Baca juga: Soal Insiden All England 2021, Greysia Polii: Ini Tempaan Agar Kami Berprestasi di Olimpiade 2021
"Ya saya telah melatih Malaysia selama 10 tahun, tapi posisi pelatih kepala adalah tugas baru bagi saya, jadi saya perlu belajar,".
"Jujur menjadi pelatih kepala tunggal putra Malaysia itu sangat berat sekali," akuinya.
Hingga pada akhirnya usaha perjuangan Hendrawan setelah surat pengunduran dirinya tak disetujui mampu dioptimalkan untuk membawa anak asuhnya meraih gelar All England, beberapa hari yang lalu.
Hendrawan pun tak segan mengunggah postingan berupa motivasi melalui akun instagram pribadinya.
"Diam buktikan saja," tulis Hendrawan di caption.
"Ketika saya akhirnya selesai, saya akan pergi begitu saja, tidak ada ketakutan, tidak ada argumen dan tidak ada ucapan selamat tinggal," disertai foto yang mengiringinya.
Itulah tangisan haru yang dirasan Hendrawan selaku pelatih tunggal putra Malaysia yang mengiringi keberhasilan Lee Zii Jia menjadi jawara All England 2021.
Berita Terkait All England 2021
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)