"Kami harus mengakui bahwa lawan kami bermain lebih baik dari kami dan mereka lebih berpengalaman, karena salah satu dari mereka telah berpartisipasi di Olimpiade beberapa kali," kata Jia dikutip dari xinhuanet.
Chen menggemakan komentar Jia. "Kami memiliki kekurangan, dan kami harus mengakuinya dan belajar dari lawan kami," katanya.
“Itu bukan hasil yang sempurna bagi kami tentu saja, kami memiliki sedikit penyesalan, tetapi saya pikir kekalahan itu akan memotivasi kami lebih banyak lagi. Kita akan mulai dari awal lagi,” tambah Chen.
Greysia Polii, atlet Olimpiade tiga kali, mengatakan dia tidak bisa berkata-kata dan tidak bisa menggambarkan perasaannya setelah meraih medali Olimpiade pertamanya.
"Saya tahu saya selalu belajar menjadi pemain bulu tangkis dan saya memiliki keyakinan itu ketika saya baru berusia 13 tahun," kata pemain berusia 33 tahun itu.
"Saya hanya menjaga kesabaran dan komitmen saya untuk mewujudkan mimpi dan mencapai tujuan. Olimpiade London membuat hati saya hancur, tetapi keluarga saya dan banyak orang di Indonesia terus mempercayai saya dan mengatakan kepada saya untuk tidak menyerah," kata Polii.
Apriyani Rahayu mengaku masih tidak percaya dengan apa yang telah ia raih.
"Saya tidak percaya ini yang telah saya raih. Saya benar-benar tidak menyangka akan sampai sejauh ini karena yang saya pikirkan hanyalah bagaimana melewati semua tantangan yang saya hadapi. Bagaimana saya bisa membalikkan keadaan dan bangkit kembali?" ujar Apri dikutip badmintonindonesia.org.
"Dan saya benar-benar memaksakan diri untuk datang sejauh ini dan melakukan yang terbaik yang saya bisa. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Tuhan dan Kak Ge (Greysia). Juga terima kasih berkat doa dari keluarga dan seluruh masyarakat Indonesia kamj bisa meraih medali emas. Saya sangat senang dan bahagia," ucap Apri.