Bonus sebesar 10 miliar rupiah diserahkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Zainudin Amali, di Wisma Kemenpora, Jakarta, Senin (27/12/2021).
Zainudin menyerahkan tanda terima bertuliskan "Bonus Thomas Cup 2020 (PB PBSI) Rp 10.000.000.000,-" kepada Agung Firman Sampurna selaku ketum PBSI.
Polemik muncul ketika Agung memberikan pernyataan mengenai rencana penggunaan bonus Piala Thomas beberapa hari berselang.
Agung menjelaskan bahwa bonus tersebut tidak sepenuhnya diberikan kepada anggota tim Thomas Indonesia.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua BPK itu menyebut bahwa sebagian lainnya akan dialirkan untuk program pembinaan dan kegiatan pengembangan di PBSI.
"Ada alokasi untuk kegiatan rekrutmen, pelatihan, dan pembinaan pemain agar proses penciptaan para juara di Pelatnas Cipayung bisa terus berkelanjutan," tutur Agung kala itu.
Pada hari yang sama, beberapa anggota tim Thomas Indonesia mengekspresikan kekecewaan mereka di media sosial karenanya.
"Harus bersyukur walaupun di papannya sudah sangat jelas," tulis pemain ganda putra veteran, Mohammad Ahsan, di Instagram Story.
Ahsan juga menautkan akun Instagram dari 11 pemain tim Thomas Indonesia lainnya dalam unggahannya itu.
Pernyataan Agung di satu sisi disalahartikan sebagai sinyal bahwa PBSI sedang mengalami masalah finansial.
Rumor krisis finansial yang dialami PBSI berembus ketika induk olahraga bulu tangkis itu menarik partisipasi para pemain pelatnas dari Kejuaraan Dunia 2021.
Pemain pelatnas juga tidak turun pada tur turnamen di India mulai pekan ini kendati nama-nama pemain sempat muncul dalam daftar peserta sementara.
Demi meredakan polemik, Agung menegaskan bahwa PBSI sama sekali tidak mengalami kesulitan finansial.
"Keuangan kita saat ini sangat baik, bukan hanya baik. Kontrak kami dengan dua sponsor utama adalah empat tahun," ucap Agung, dilansir dari Badminton Indonesia.