Dari situ, Jarvis menyimpulkan bahwa pembalapnya harus terus mengumpulkan poin terbaik di setiap balapan.
Sehingga itu yang bisa mendongkrak rider untuk turut serta dalam perbururan gelar juara dunia.
"Dalam enam balapan pertama ada banyak pembalap berbeda di posisi teratas," ujar Jarvis.
"Itu berarti Anda harus mendapatkan jumlah poin terbaik di setiap Grand Prix," imbuhnya.
Bukan hanya soal teknik, strategi atau apapun yang dibutuhkan di lintasan, Jarvis mengkui satu hal penting.
Itu adalah sebuah keberuntungan. Satu hal yang dibutuhkan oleh para pembalap MotoGP.
"Di saat yang sama, keberuntungan juga dibutuhkan," kata Jarvis.
Diluar dari perburuan gelar juara dunia, Jarvis juga menyinggung soal performa dari M1 milik rider Yamaha.
Jarvis mengakui bahwa kuda besi yang digunakan Fabio Quartararo sedang mengalami kondisi teknis yang sulit.
Akan tetapi nampaknya hal itu tertutupi oleh kesuksesan dari Quartararo selama enam seri balapan.
"Di bawah kondisi teknis yang sulit, kami telah mencapai kesuksesan yang cukup besar. Dan itu berkat Fabio," ujar Jarvis.
Jarvis memuji pembalap andalannya itu karena telah sukses memanfaatkan potensi dari M1.
"Karena mampu sepenuhnya memanfaatkan potensi M1," tukas Jarvis.
(Tribunnews.com/Niken Thalia)