Perempuan kelahiran Surabaya, 25 Oktober 2001 ini mulai menggeluti olahraga Wushu saat berusia 12 tahun.
Kakak sepupunya lah yang mengenalkan seni beladiri asal negeri panda, Cina tersebut.
"Mulai kenal dengan wushu itu tahun 2012, waktu itu diajak sama kakak sepupu, kebetulan saya nggak ada kegiatan apa-apa, dan diajak coba lihat Wushu dulu," ujar Alys kepada Tribunnews.com.
Permulaan Alysa dalam perlombaan Wushu tingkat nasional dimulai pada tahun 2015, pada tahun itu ia mulai rutin mengikuti Kejuaraan Nasional.
"Kalau tingkat nasional itu, saya mulai ikut Kejurnas-kejurnas itu tahun 2015," ucap Alys.
Tak sampai disitu, Alysa pernah menyabet medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua beberapa waktu lalu.
PON XX Papua merupakan kejuaraan PON pertama bagi Alysa, meski sempat tak yakin dengan performanya, Alys sukses mendulang emas bagi Provinsi Jawa Timur.
Alysa mengaku, beberapa hari sebelum PON berlangsung, kakinya sempat cidera pada bagian pergelangan kakinya, kendati demikian ia tetap menampilkan performa terbaiknya.
"Sempat nggak yakin sih, karena beberapa hari sebelum PON itu kaki cidera ankle, tapi Alhamdulillah masih bisa dapat emas," tutur Alys.
Pada perlombaan internasionalnya, Alys merasa takjub dengan pencapaian yang telah ia lalui walaupun mulanya sempat tak percaya diri.
Alys tercatat sudah mengikuti tiga perlombaan tingkat Internasional, Malaysia Open pada tahun 2017, Kejuaraan Dunia Thaici Bulgaria tahun 2018, dan yang terbaru SEA Games Vietnam.
"Yang paling berkesan itu pas kejuaraan dunia di Bulgaria, karena itu saya masih junior dan itu perlombaan internasional resmi pertama saya," ujar Alysa.
Dalam SEA Games Vietnam lalu, Alysa turun pada dua nomor pertandingan, yakni tangan kosong dan pedang, namun Alysa harus mengecap kekecewaan pada nomor pertandingan pedang. (M39)