TRIBUNNEWS.COM - Ducati masih sabar menunggu hasil perubahan filosofi yang mereka lakukan.
Pegalaran MotoGP 2022 menjadi musim ke-15 setelah terakhir kali Ducati meraih gelar gelar juara dunia.
Yap, MotoGP 2007 menjadi musim Ducati kali terakhir menyandang titel kampiun.
Saat itu raihan gelar juara dunia disumbangkan oleh pembalap asal Australia, Casey Stoner.
Namun setelah periode tersebut, pabrikan Italia ini miskin prestasi.
Baca juga: MotoGP Jerman 2022 - Remy Gardner Tak Sabar Jajal Sachsenring: Harus Cetak Poin
Baca juga: Tatap MotoGP Jerman 2022, Fabio Diggia Percaya Diri Bisa Taklukkan Sachsenring
Tidak bisa dipungkiri jika tim pabrikan Borgo Panigale terus berbenah untuk mengakhiri kegersangan gelar juara dunia.
Hasilnya, kuda besi mereka, Desmosedici Ducati dikenal sebagai motor yang paling sempurna dibanding tim lainnya.
Pengembangan teknologi maupun engine dari Ducati kerapkali menjadi acuan tim-tim pesaing.
Namun yang menjadi sorotan selain pengembangan motor, ialah perubahan filosofi yang digunakan Ducati.
Pabrikan Italia ini sebelumnya terkenal digawangi pembala-pembalap kelas wahid.
Sebut saja Casey Stoner, Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo dan paling sensasional, Valentino Rossi pernah menjadi bagian tim berciri khas warna merah ini.
Namun dari sekian banyak nama rider beken, hanya SToner saja yang berhasil meraih titel juara. Sisanya zonk besar.
Oleh karena itu berkaca dari hasil yang tak kunjung memuaskan, Ducati merubah filosofi mereka.
Kini pabrikan Italia ini berpindah haluan dari dulunya yang sering memakai jasa pembalap superstar, beralih ke investasi rider muda potensial.