Pertama, servis Ahsan yang masuk tapi dinyatakan keluar.
Kedua, pukulan pasangan China yang melewati lengan Hendra dan jatuh di luar garis belakang, tapi umpire menganggap shuttlecock mengenai lengan ayah tiga anak tersebut.
Tak ayal kejadian ini, membuat Ahsan/Hendra sedikit terpancing emosinya.
Bahkan mereka sampai harus memanggil Referee.
Setelah ditenangkan pelatih Aryono Miranat dan mendapat penjelasan dari Referee, Ahsan/Hendra akhirnya bisa tampil lebih lepas. Tertinggal 9-11 di interval, mereka balik merebut gim kedua 21-15.
Pada gim ketiga, Ahsan/Hendra yamg tampil percaya diri dan makin nyaman menerapkan skema permainan berhasil menutup laga 21-14.
"Kejadian di gim kedua itu sebenarnya sudah biasa dalam pertandingan, hanya kami tadi lumayan masih dalam tekanan dan poinnya tertinggal terus. Menurut kami, itu poin-poin krusial tapi malah jadi buat lawan. Beruntungnya setelah keadaan itu kita bisa sedikit delay, menurunkan tempo dan keluar dari tekanan," ungkap Ahsan.
"Di gim ketiga kami terus pegang bola depannya dan coba menyerang terus apalagi sebelum interval kami menang angin," kata Hendra.
Laga yang menghabiskan waktu 50 menit itu tentu menguras tenaga dan adrenalin.
Sebabnya, Ahsan/Hendra mengaku akan lansgung fokus pada pemulihan kondisi masing-masing.
"Hari ini langsung fokus recovery, istirahat dan makan yang bagus. Siap lagi untuk besok," kata Mohammad Ahsan.
Pada pertandingan selanjutnya, Ahsan/Hendra yang menjadi unggulan tiga itu akan menghadapi wakil dari China lainnya, He Ji Ting/Zhou Hao Dong.
He Ji Ting/Zhou Hao Dong berhasil mengunci satu tiket 16 besar setelah mengandaskan asa wakil dari tuan rumah Boon Xin Yuan/Wong Tien Ci, 21-10 dan 21-12. (M39)