Pasalnya, ide ini bisa merugikan pembalap lantaran berbagai kemungkinan dapat terjadi. Termasuk insiden kecelakaan yang dapat merugikan tim.
Merujuk kepada regulasi, Sprint Race tak memiliki hubungan dengan perolehan poin pada perebutan gelar juara dunia MotoGP.
"Ini bukanlah ide yang bagus. Sebagai pengingat saja, olahraga kita (balap MotoGP) adalah balapan yang paling mengundang banyak risiko," buka Suppo, dikutip dari sumber yang sama.
"Momenseperti itu (Sprint Race) harusnya ditiadakan. Ini malah sebaliknya," celetuk pria yang pernah menjadi petinggi Honda.
Livio Suppo lantas mempertanyakan tujuan diadakannya Sprint Race.
Jika semata-mata untuk mendongkrak penonton, maka ini perlu dilakukan trial atau percobaan.
Menurutnya, Dorna tak bisa memukul rata terkait penyelenggaraan ajang balap MotoGP dengan WSBK.
“Bukti yang jelas adalah Superbike yang selalu melakukan 2 balapan, sekarang bahkan 3 balapan dan meskipun demikian itu belum menjadi kejuaraan yang sangat populer. Menambah jumlah balapan saja tidak cukup untuk meningkatkan minat,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)