"Saya selalu berusaha untuk terus memperbaiki diri."
"Tetapi, Anda juga harus ingat untuk mengambil nafas dan menikmati semua kemenangan."
"Saya semakin bagus dalam hal itu,” beber Axelsen.
2. Anggap Persaingan Sebagai Pacuan Semangat
Selain itu, ia tak menampik jika semua lawannya ingin menggeser posisinya sebagai tunggal putra ranking satu dunia.
Namun, ia tak menjadikan hal tersebut sebagai sebuah hambatan.
Justru, atlet berusia 29 tahun tersebut malah menjadikannya sebagai pacuan semangat agar bisa selalu tampil maksimal.
“Saat Anda menjadi nomor satu dunia, juara Olimpiade dan dunia, semua orang melihat Anda dan ingin mengalahkan Anda."
"Itu bagus karena itu membuat Anda tetap terhubung, itu bagian dari permainan," tambah Axelsen.
Baca juga: Viktor Axelsen Masih Jadi Momok Bagi Ginting, Potensi Jumpa Lagi di Malaysia Open 2023
3. Belajar dari Senior
Kemudian, ia juga tak melupakan pengalamannya yang pernah bertanding dengan para atlet senior bulu tangkis.
Salah satu atlet yang pernah menjadi lawannya adalah Taufik Hidayat.
"Saya beruntung bermain melawan juara hebat seperti Lin, Lee, Chen Long, Taufik Hidayat dan Peter Gade dan saya belajar banyak dari itu."
"Saya ingat final pertama saya (di French Open) adalah 10 tahun lalu"
"Gila memikirkan bagaimana waktu berlalu dan saat itu saya tidak tahu apa yang saya lakukan."
"Tapi sekarang situasinya benar-benar berbeda," sambung Axelsen.
Ia pun mengawali 2023 dengan melakoni turnamen Malaysia Open 2023 yang berlangsung 10-15 Januari.
Di babak 32 besar, ia akan bersua dengan rekan senegaranya, yakni Rasmus Gemke, Selasa (10/1/2023).
(Tribunnews.com/Isnaini Nurdianti)