Saat melakoni sesi tes uji coba di Jerez, Stefan Bradl melahap 100 lap. Hanya saja, dia mengakui hasilnya kurang maksimal.
Masalah utama adalah rendahnya temperatur trek selama dua hari, sehingga data yang terkumpul kurang lengkap dan beragam.
"Tapi seberapa besar langkahnya, tidak ada yang tahu saat ini. Juga tidak jelas apakah itu karena sasis, mesin, elektronik, atau aerodinamika," buka Stefan Brdl, seperti yang dikutip dari laman Corsedimoto.
"Ini masalah kompleks yang kita miliki. Dan dalam fase seperti itu Anda harus memperbaiki setiap potongan teka-teki dan menyusunnya kembali," sambungnya.
RC213V memang menunjukkan penampilan yang kurang di musim lalu. Bahkan, bisa dikatakan motor milik pabrikan Jepang ini kalah saing jika dibandingkan dengan Ducati, Suzuki atau bahkan Aprilia.
Sisi speed jelas menjadi perhatian setiap tim mengingat bagaimana Desmosedici GP22 tampil ugal-ugalan untuk speed di trek lurusnya.
"Kami tancap gas sejak awal. Pada pagi hari dingin sekali, kami kira bisa menggunakannya untuk sekadar pemanasan. Aku mencetak lap yang lambat, karena temperaturnya hanya 9 derajat Celcius saja, bannya kedinginan," terang Bradl.
"Aku sekali jatuh, tak ada yang serius tapi sangat mengganggu pikiranku. Motornya juga tidak rusak. Kami melalui 100 lap, namun tidak ada hasil relevan," tambahnya.
Bradl berujar, Honda sudah mulai memikirkan bagaimana upaya mereka tampil apik di sesi shakedown dan tes pramusim yang berlangsung di Malaysia, Februari nanti.
"Kami harus mengumpulkan data sebelum tes di Sepang. Tapi semua komponen sudah disiapkan dan dicoba lagi di Malaysia," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)