Artinya, konsistensi menjadi kunci mutlak untuk menjadi juara dunia. Bukan dominasi yang menjadi tolak ukur, melainkan sebara sering bisa finis di jajaran top three.
Namun Suppo memiliki pengecualian Fantastic Twelve ini bisa layu sebelum berkembang.
Nah sosok yang bisa menghancurkan lahirnya era baru tersebut ialah Marc Marquez.
Tentu menjadi dasar yang kuat mengapa juara dunia delapan kali ini menjadi sosok penghancur di mata Suppo.
Fakta bahwa Marquez meraih enam gelar juara dunia MotoGP mulai musim debutnya 2013 hingga 2019, cukup membuktikan bagaimana kualitas dari sang rider.
Namun syaratnya, The Baby Alien harus dalam kondisi seperti lima hingga enam tahun lalu.
Maklum, Marquez yang sekarang jauh berbeda. Kondisi cedera lengan kanan yang dikatakan tak bisa pulih 100 persen menjadi masalah utama.
Belum lagi pengembangan RC213V yang terkesan jalan di tempat jadi masalah baru juga untuk The Baby Alien.
"Tidak ada orang yang jelas lebih kuat dari yang lain, kecuali Marc (Marquez) jika dia bisa kembali seperti yang kita lihat di 2019. Dan kita masih belum tahu apakah itu mungkin atau tidak," terangnya menambahkan.
Marquez belum lama ini juga telah menolak jika dirinya masuk dalam favorit juara dunia. Dia menyadari situasinya sulit untuk ditaruh sebagai kandidat terkuat.
Namun Marquez tetaplah Marquez. Meski banyak yang melabeli jika dia bukan lagi pembalap nomor satu dunia, namun seabrek catatan fantastis yang dia ukir bukanlah kisah omong kosong belaka.
(Tribunnews.com/Giri)