News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP

Bangkit dan Move On, Fabio Quartararo Mencari Obat Penawar Rasa Pahit di MotoGP 2023

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembalap Yamaha Prancis Fabio Quartararo berpose untuk foto di Valencia pada 3 November 2022 menjelang Grand Prix MotoGP Valencia. Pembalap Ducati Bagnaia tiba di balapan ke-20 dan terakhir musim ini di Valencia dengan keunggulan 23 poin atas juara tahun lalu Fabio Quartararo.

TRIBUNNEWS.COM - Tim Monster Energy Yamaha yang digawangi oleh Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo mencoba bangkit dari hasil minor di MotoGP 2023.

Setelah musim lalu kena tikung Francesco Bagnaia di perburuan gelar juara dunia, kini di MotoGP 2023 Fabio Quartararo optimis bisa meraih hasil yang lebih manis.

Lewat Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengklaim Fabio Quartararo dalam kondisi siap tempur. Bos Yamaha ini sadar bahwa persaingan gelar juara dunia MotoGP 2023 akan berlangsung ketat.

Baca juga: MotoGP 2023 Portugal: Target Marc Marquez Masuk Top 5 saat Mentas di Sirkuit Portimao

Namun sulit rasanya bagi sebuah tim untuk menjaga dominasi seperti yang diperlihatkan oleh Honda bersama Marc Marquez dalam beberapa musim sebelumnya.

Oleh karena itu, Lin Jarvis optimis Fabio Quartararo yang menjadi tulang punggung tim dapat kembali merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2023 seperti yang dia lakukan dua tahun silam.

Lin Jarvis mengibaratkan hasil Yamaha di MotoGP 2022 bagai pil pahit. Namun, Jarvis tak setuju jika Yamaha disebut gagal.

"Kami tidak bisa disebut gagal total di MotoGP 2023. Finis di peringkat kedua bukanlah hasil buruk bagi kami," buka Lin Jarvis dikutip dari laman Speedweek.

"Dan yang perlu saya tegaskan, Anda tidah bisa menjadi juara dunia setiap musim. Persaingannya sungguh ketat bung," tambah bos Monster Energy Yamaha.

Pebalap Monster Energy Yamaha asal Prancis, Fabio Quartararo melakukan tendangan sudut saat balapan motor Grand Prix MotoGP Malaysia di Sirkuit Internasional Sepang di Sepang pada 23 Oktober 2022. (Photo by MOHD RASFAN / AFP) (AFP/MOHD RASFAN)

Apa yang disampaikan Lin Jarvis mengacu kepada pengalaman Fabio Quartararo yang sempat leading jauh atas Francesco Bagnaia dalam perolehan poin.

Pada prosesnya Fabio Quartararo disalip Bagnaia meski sempat unggul 91 poin di paruh pertama.

Quartararo mengakhiri musim 2022 sebagai runner-up dengan selisih 17 poin dari Bagnaia, yang mempersembahkan gelar juara dunia pertama buat Ducati dalam 15 tahun.

"Kita sekarang punya lima pabrikan di MotoGP, enam sampai tahun lalu dan itu berarti limanya ini kan tidak bisa sukses, karena hanya satu yang akan juara," terang Lin Jarvis.

"Dan anda harus menerimanya, itu bagian dari hidup. Anda tidak bisa selalu menang."

Yamaha memang tampil menawan di awal musim MotoGP 2022.

Quartararo sukses memenangi tiga dari 10 balapan pertama dan tiga kali finis kedua.

Akan tetapi, sejak retired di Assen, Belanda Quartararo sulit kompetitif.

El Diablo -julukan Quartararo- hanya dua kali naik podium setelah finis kedua di Austria dan ketiga di Malaysia.

Quartararo bakan tiga kali gagal mendulang poin setelah retired di Aragon dan Australia dan meraih hasil mengecewakan di Thailand saat finis ke-17.

"Jadi saya tidak menganggap finis kedua sebagai hasil yang negatif, tapi itu memang musim yang berat, sulit. Itu adalah, seperti kata pepatah, sebuah pil pahit," tegas Lin Jarvis.

"Faktanya memang pada tahun lalu kami tidak memiliki apa yang kami butuhkan dan tidak dapat memberikan yang dibutuhkan pebalap. Mudah-mudahan akan lebih baik pada tahun ini," pungkas Jarvis.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini