News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP

Bukan Salah Ducati yang Terlalu Menggoda di MotoGP 2023

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kiri) Pebalap Ducati Italia Francesco Bagnaia, pebalap Ducati Italia Marco Bezzecchi dan pebalap Ducati Spanyol Jorge Martin bersaing selama balapan Sprint menjelang balapan MotoGP Italia di Sirkuit Mugello di Mugello, pada 10 Juni 2023. Filippo MONTEFORTE /AFP

"Sayangnya (Dorna) memberikan jatah pabrikan ke tim satelit."

MotoGP dalam dua tahun terakhir memang kerap dijuluki Ducati Cup karena supremasi pabrikan Italia ini yang tak tertandingi.

8 pembalapnya secara bergantian bisa bersaing di grid depan. Namun sejauh ini, Marco Bezzecchi, Jorge Martin dan Francesco Bagnaia yang paling dominan.

Poncharal tak ingin menyalahkan bagaimana Ducati terlalu OP. 

Terlebih dengan pengembangan Desmosedici yang berkembang pesat, jelas menguntungkan tim-tim yang bermitra dengan mereka untuk ambil bagian dalam kejuaraan dunia.

Pebalap Mooney VR46 Racing asal Italia, Marco Bezzecchi, melakukan selebrasi setelah memenangkan balapan sprint MotoGP Belanda di sirkuit TT Assen, pada 24 Juni 2023. (VINCENT JANNINK / AFP)

"Jujur saja, saya senang dengan bursa transfer pembalap yang bebas."

"Dan beberapa orang mengatakan Ducati memiliki 8 pembalap itu terlalu banyak," sambungnya.

"Itu bukan sesuatu yang salah jika Gresini kemudian memilih Ducati setelah mendapatkan tawaran untuk bermitra dengan Aprilia," sambung Poncharal.

"Kemudian ada juga yang menyarankan VR46 beralih ke Yamaha. Itu bukan poin utamanya, namun tanya saja ke Marini dan Bezzecchi apakah mereka mau bergabung dengan tim yang secara pengembangan jauh dari Ducati," celetuknya.

Herve Poncharal mengaku tidak kaget dengan apa yang terjadi dengan Ducati yang diminati banyak tim independen.

"Saya lama berkecimpung di MotoGP. Semua tim menginginkan menjadi kuat, dan salah satu caranya ialah bergabung dengan tim seperti Ducati. Yamaha memang sulit dalam pengembangan," paparnya.

Apa yang disampaikan oleh pemilik GASGAS KTM Tech3 ini menunjukkan bagaimana Ducati dalam hal ini tidak salah memiliki banyak second team.

Pabrikan berjuluk The Bologna Bullets ini menjadi menggoda bukannya tanpa sebab, melainkan pengembangan kuda besinya yang jauh lebih mumpuni. Sekaligus memperbesar peluang bagi pembalapnya meraih kemenangan.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini