Namun apa yang didambakan coach Eko belum berbuah manis.
Tidak ada yang salah dengan langkah yang dilakukan, mengingat regenerasi memang dibutuhkan oleh skuad voli putri Indonesia.
Namun yang menjadi pekerjaan rumah bagi jajaran kepelatihan adalah bagaimana cara menemukan, atau bahkan menciptakan Megawati Hangestri baru di skuad.
Tidak bisa dipungkiri, Megawati sangat menggendong permainan tim ketika mengemban tugasnya sebagai opposite.
Kualitasnya bahkan disebut-sebut yang terbaik di lingkup Asia Tenggara. Tak heran jika pevoli asal Jember, Jawa Timur itu dipinang klub Liga Korea Selatan KGC.
Masalahnya, absennya Megawati di timnas membuat permainan sangatlah jomplang.
Beberapa nama yang ditunjuk untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Megawati belum bisa memenuhi ekspektasi. Hany Budiarti dan Alya Anastasya belum mampu berbuat banyak.
Praktis, Timnas voli putri Indonesia pada SEA V League 2023 putaran I maksimal finis di peringkat ke-3. Itupun dengan catatan mampu mengalahkan Filipina yang pertandingannya masih berlangsung saat ini, Minggu (6/8/2023).
Posisi opposite seperti halnya yang diemban Megawati memang sulit untuk mencari pelapis sepadan.
Beda halnya dengan middle blocker Timnas voli putri Indonesia yang memiliki kedalaman skuad mumpuni.
Tak salah jika kemudian hasil minor Timnas voli putri Indonesia di SEA V League 2023 Vietnam tak ubahnya seperti penggambaran bagaimana kerinduan akan sosok Megawati sang Megatron.
(Tribunnews.com/Giri)(BolaSport/Delia Mustikasari)