Terbukti sorotan PBSi dari warganet ini membuat federasi tersebut jadi trending Twitter.
Khususnya para jagoan di sektor ganda putra dan putri yang acap kali jadi andalan justru melempem.
Ini jadi catatan khusus bagi PBSI yang sebaiknya harus segera dibenahi mengingat dalam waktu dekat akan ada agenda penting lainnya.
Baca juga: Klarifikasi PBSI soal Hadiah Indonesia Open 2023 Viktor Axelsen yang Belum Cair: Itu Kewenangan BWF
Jika menilik pada kalender BWF saja, selepas Australia Open 2023, para atlet sudah ditunggu agenda BWF World Championships 2023.
Melihat rapor merah yang ditorehkan oleh atlet PBSI sejauh ini, tampaknya bukan modal yang manis.
Terlebih rival dari Indonesia yakni kontingen dari Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea kian konsisten.
Alasan klasik setelah atlet kalah seperti kondisi fisik dan kebugaran cukup sering diutarakan oleh PBSI.
Kini diharapkan setelah mendapati realita bahwa adanya penurunan prestasi cukup drastis, PBSI segera berbenah.
Inkonsistensi Atlet di Tiap Turnamen
Nama-nama atlet andalan yang tahun 2022 melejit, kini justru menurun.
Sebut saja nama Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dari ganda putra yang sempat juara All England 2023 justru memble.
Bahkan, menurunnya performa Fajar/Rian tepat saat pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024 mulai dibuka.
Persaingan ganda putra dunia yang cukup ketat, kini mulai mengancam eksistensi dari Fajar/Rian.
Terlebih dia menduduki ranking 1 dunia yang mana posisinya sudah mulai terancam oleh rival-rival yang lebih konsisten.
Baca juga: Pesan Manis Oma Gill untuk Gregoria Mariska: Saya Tunggu di BWF World Championships 2023
Contoh Liang Wei Keng/Wang Chang (China) Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), hingga sang juara Olimpiade Tokyo 2020 dari Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin yang mulai menunjukkan taringnya.
Sekira tiga wakil tersebut yang mulai konsisten dalam berebut tiket Olimpiade Paris 2024.
Bukan hanya Fajar/Rian, nama Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti juga jadi sorotan.
Gacor saat mengawali debutnya tahun 2022 lalu, pada awal kompetisi 2023 justru melempem.
Beberapa kali mereka harus dihadang oleh rival baik dari Korea, Jepang, dan China.
Bahkan imbas dari inkonsistensi mereka, posisi di ranking BWF sudah terdepak dari jajaran 10 besar.
Alarm Bahaya untuk Olimpiade Paris 2024
Seiring dengan menurunnya performa atlet hingga bagaimana kebijakan PBSI untuk para atlet, secara tidak langsung jadi alarm bahaya untuk Olimpiade Paris 2024 nanti.
Sebagaimana jika dilihat dari tabel ranking Race to Paris 2024, dari lima sektor, hanya ada tiga sektor yang terdapat wakil Indonesia setidaknya di 10 besar.
Ialah Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra, Fajar/Rian di ganda putra, dan Gregoria Mariska Tunjung dari tunggal putri.
Sisanya, di ganda putri dan ganda campuran belum ada wakil Indonesia yang bersaing.
Jika bicara kemungkinan terburuk, inkonsistensi di sisa kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan jadi momok bagi kontingen Indonesia.
Indonesia terancam hanya memiliki tiga atau bahkan hanya satu wakil saja di Olimpiade Paris 2024 nanti.
Oleh karena itu, diharapkan segera ada gebrakan nyata baik dari PBSI atau atlet untuk kembali naik dan menunjukkan level permainan terbaiknya.
(Tribunnews.com/Niken)