TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, terancam kena denda seusai dirinya menarik diri alias mundur dari Kejuaraan Dunia BWF 2023.
Diketahui, Ginting batal berangkat ke Kejuaraan Dunia BWF 2023 lantaran masih berduka pasca-meninggalnya sang ibunda, Lucia Sriati, pada Rabu (9/8/2023) lalu.
Sejatinya, Ginting dijadwalkan akan melakoni Kejuaraan Dunia BWF 2023 yang berlangsung pada 21-27 Agustus mendatang di Kopenhagen, Denmark.
Baca juga: Update Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2023: Ginting Mundur, Amunisi Tunggal Putra Kendur
Di babak pertama Kejuaraan Dunia BWF 2023, Ginting harusnya akan bertanding melawan wakil Ukraina, Danylo Bosniuk.
Namun, kini Ginting memilih mundur dari Kejuaraan Dunia BWF 2023 lantaran masih dalam suasana berkabung.
"Ginting tidak bisa tampil ke Kejuaraan Dunia karena masih dalam suasana berduka atas berpulangnya mama tercinta," kata Irwansyah selaku pelatih tunggal putra Indonesia, dikutip dari djarumbadminton.
Bak jatuh tertimpa tangga, Ginting justru dihadapkan dengan masalah lainnya.
Pasalnya, Ginting berpeluang mendapat denda dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Berstatus unggulan kedua di Kejuaraan Dunia BWF 2023, peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo tersebut berpotensi kena denda dengan nominal 250 dolar AS atau setara dengan Rp 3,8 juta.
Nominal denda tersebut sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh BWF.
Sekilas informasi, BWF bakal memberikan denda kepada pemain dengan status Top Committed Player yang absen di turnamen badminton level super 500 ke atas.
Pemain berstatus Top Committed Player adalah atlet yang menghuni ranking top 10 (ganda) dan top 15 (single) dunia.
Mengingat Kejuaraan Dunia BWF 2023 adalah turnamen level super 1000, maka Ginting berpeluang besar mendapat denda lantaran masuk kategori Top Committed Players.
Meski begitu, Ginting tak sepenuhnya menerima keputusan BWF jika dirinya benar-benar didenda.