TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi seorang Race Director dalam ajang lomba maraton berkelas internasional yang sukses tentu bukanlah pencapaian yang bisa diraih dengan mudah.
Namun, Riena Tambunan, seorang wanita dengan segudang prestasi di dunia lomba maraton internasional, telah membuktikan bahwa kesuksesan itu mungkin bagi mereka yang berusaha keras.
Karir Dimulai Sejak Tahun 2006
Karir Riena Tambunan dimulai sejak tahun 2006. Meskipun namanya tidak setenar selebriti tanah air, ia telah meraih pengakuan luas di dunia maraton internasional.
Riena, yang merupakan jebolan Gunadarma dan Queensland University, pertama kali terjun ke dunia lomba maraton karena hobi berlarinya yang mendalam.
"Dari berbagai kenalan dan mempelajari berbagai event lomba maraton, saya memulai menjalin relasi dengan orang-orang yang biasa berkecimpung di dunia Maraton. Dan di tahun 2015, saya mulai belajar di London Maraton. Dari situ, saya beruntung bisa ikutan dan belajar menjadi penyelenggara sebuah ajang maraton," ungkap Riena Tambunan di temui di sebuah restoran berkelas yang ada di bilangan Kebonsirih Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).
Riena Tambunan pun mulai mempelajari bagaimana menjadi seorang Race Director yang berkualitas. Ia menyadari bahwa tidak ada yang namanya Race Director yang sempurna, dan kejadian tak terduga sering terjadi di setiap event maraton.
"Seperti saat di Chicago Marathon, ada kejadian air minum pelari habis, padahal itu sekelas Chicago Maraton. Saat itu memang cuaca panas sekali, sehingga pelari kadang mengambil air bisa sekaligus empat botol untuk menyiram tubuhnya sendiri. Dan itu kerap terjadi di setiap kegiatan Maraton, ada saja kejadian yang tak terduga," jelasnya.
Kejadian Tak Terduga Bisa Terjadi Di Setiap Lomba Maraton
Riena Tambunan menjelaskan bahwa kejadian tak terduga bisa terjadi di setiap lomba maraton, seperti yang terjadi pada Tokyo Maraton 2022, di mana salah seorang pelari elit dunia tersesat dalam rute lomba.
"Walaupun hanya sekitar 200 meter, kesalahan seperti ini harus dapat diterima di setiap event. Bukan berarti penyelenggara tidak bertanggung jawab, karena faktor human error memang sering terjadi. Oleh karena itu, saya selalu belajar dari kesalahan," tambahnya.
Riena Tambunan menjadi Race Director wanita pertama di Indonesia bahkan di Asia, dan dukungan penuh pun mengalir dari rekan-rekan di seluruh dunia yang sering menyelenggarakan Lomba Maraton. Ia telah berhasil menjalani tugasnya dengan baik, terutama dalam menangani pelari elit maraton di Tokyo Maraton.
"Saat ini, saya sudah bersiap bertugas di Tokyo Maraton untuk menangani pelari maraton yang masuk dalam kategori elit runners," jelas Riena Tambunan yang kini memasuki tahun kedua di Tokyo Maraton.
Hobi Berlari Riena Tambunan Sejak Tahun 2006
Riena Tambunan memulai hobi berlari pada tahun 2006 ketika jarang sekali orang yang berlari di sekitar Senayan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia bertemu dengan pelari-pelari ekspatriat dan memulai untuk berlari bersama mereka di berbagai tempat, termasuk Ragunan, Jakarta Selatan.
Meskipun bekerja untuk Tokyo Maraton, Riena Tambunan tetap memiliki semangat nasionalisme yang besar. Ia saat ini sedang mempersiapkan salah satu mantan atlet maraton Indonesia untuk berkompetisi di Chicago Maraton pada bulan Oktober. Ia bahkan menggunakan dana pribadinya untuk mendukung atlet tersebut, yang ternyata adalah Triyaningsih.
Dengan perjuangan dan dedikasi Riena Tambunan, ia telah menciptakan jejak suksesnya dalam dunia lomba maraton internasional.