Jadi nembaknya yang seharusnya fokus di tengah, ah jadi kenal 8, kena 9. Jadi harus benar-benar jernihkan pikiran. Kalau ada masalah lupain tapi kalau bisa ya diselesaikan sebelum bertanding,” jelasnya.
Tera yang kini telah berkeluarga dan mempunyai seorang anak, mengatakan dirinya menjadi lebih tenang.
Fokus Tera semakin terasah, bahkan sebelum meraih medali emas pertama dirinya sudah bisa memenej diri baik dari tidur hingga bangun pagi dan menuju ke tempat pertandingan lebih dulu.
Langkah demi langkah yang ia jalani di Hangzhou pun akhirnya membuahkan hasil manis. Pikiran yang hanya fokus pada menembak membuat dirinya sukses meraih medali emas di hari pertama.
Raihan emas hari pertama, membuat Tera tampil nothing to lose pada pertandingan di hari kedua dan di luar dugaan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu juga sukses meraih emas kembali.
“Jadi, di hari Senin itu saya merasa kok tidur lebih pulas, bangun lebih enak. Dipikiran saya, saya harus fokus nembak saja.
Terus di hari itu saya minta datang lebih pagi, bus pertama jam 6 berangkat, kan satu jam dari athlete village ke Venue pertandingan,” ucap Tera.
“Sampai di sana jam tujuh, masih ada waktu dua jam, kan mulai jam sembilan. Jeda itu saya manfaatkan dengan pemanasan, saya jaga konsentrasi, saya bicara cuma sama pelatih saja.”
“Setelah dinyatakan menang ya saya senang. Habis itu banyak lah yang tanya dari wartawan. Saya bingung karena saya masih harus jaga fokus untuk besok lagi, HP bunyi terus tuh, kalau saya ladenin semua pusing, jadi saya oper ke istri dan pelatih.
Kemudian hari besoknya, hari Selasa saya sudah pasrah kan hari Senin sudah dapat emas, jadi lebih lepas lagi mainnya dan Alhamdulillah masih rezeki,” terangnya.
Lebih lanjut, pria berdarah minang tersebut turut menceritakan awal mula dirinya mengenal olahraga menembak.
Sejak kecil ia tak pernah bercita-cita ingin menjadi atlet menembak, justru Tera mempunyai keinginan sama dengan anak-anak lainnya, menjadi atlet sepakbola.
Tera yang mempunyai jiwa olahraga tinggi pun memilih kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Di sini lah dirinya baru mulai mengenal olahraga menembak.
Saat itu, Tera membaca pengumuman mencari atlet menembak di Mading Kampus.