Misalnya di Migilia Italia, Paris-Brest- Paris dan Boogie Equator Borneo 1.700 KM, 19.000 eg.
“Cocok jadi ajang latihan, apalagi Paris Van Java Ini bisa dikatakan ultracylcling dengan ketinggian tertinggi di Jawa Barat,” ujar dia.
Tak heran jalur yang diracang tergolong terjal. Dirinya mencontohkan, etape pertama peserta sudah mulai diajak menjajaki rute Bogor- Sukabumi yang lumayan menanjak namun tidak terlalu berat.
Tapi peserta harus berbelok ke kanan menuju Tegal Panjang menjelang kawasan gunung padang dan curug Citambur.
Tahapan inilah mulai menguras tenaga ekstra hingga mencapai pos pemeriksaan pertama atau 100 KM pertama.
Lepas pos satu, peserta disuguhi tanjakan panjang dengan tingkat kemiringan hingga 21 derajat untuk menuju Ciwidey.
Pada etape inilah peserta harus betul betul menguras tenaga.
Baca juga: Ditlantas Polda Riau Patroli Kendarai Motor Roda Dua dan Bersepeda Dalam Rangka Cooling System
“Rute ini baru pertama kami jajaki. Ampun tanjakanya ada yang kemiringan sampai 21 derajat. Jadi aku pakai gear 34 itupun hanya dapat pace 5,” ujar seorang peserta.
Hasilnya akhir, Aris Wibowo menjadi pemenang Paris Van Java dengan catatan waktu 24 jam, 46 menit.
Dia berhak atas pelakat dan tiket gratis sebagai peserta Boogie Equator Bornea pada September mendatang. Juara Dua, Muhammad Irawan dengan catatan waktu 25 Jam 30 menit, dan Eko Budi Prasetyo dengan catatan waktu 25 jam 38 menit