"Saya merasa jika karier saya berakhir besok, apakah saya akan kecewa? Tidak," tegas Miller.
"Karena saya telah mencapai lebih dari yang pernah saya bayangkan, tetapi saya masih merasa lapar dan ingin meraih lebih banyak lagi."
Miller sadar bahwa nasibnya diujung tanduk terkait punya kursi atau tidak di MotoGP 2025.
Tapi pembalap asal Negeri Kanguru itu masih ingin merebut podium hingga kemenangan sebelum pada akhirnya gantung helm.
"Saya ingin lebih banyak podium, lebih banyak kemenangan, apa pun itu, lebih banyak balapan yang kuat sebelum saya berhenti."
Santainya seorang Jack Miller dibuktikan dengan ungkapannya yang tidak menaruh dendam kepada siapapun yang menggusur kursinya di MotoGP.
Walau memang Miller kena imbas efek domino Marquez, pembalap nomor #43 tak mempermasalahkannya sama sekali.
"Saya tidak khawatir sama sekali. Saya sangat beruntung," papar Miller semringah.
"Ruby (Istri Miller) dan saya punya rumah yang indah di Australia. Kami punya mobil sendiri. Kami sudah mengurus semuanya."
"Saya tidak akan pulang, berdiam diri, dan tidak melakukan apa pun selama sisa hidup saya. Tetapi kami memiliki awal kehidupan yang menakjubkan, jika Anda memikirkan orang normal yang meninggalkan sekolah dan memulai pekerjaan atau apa pun."
"Jadi kami sangat beruntung, kami sangat beruntung dan saya telah melakukan ini (sebagai rider MotoGP) selama 10 tahun dan saya sangat bahagia."
Eks rider Ducati Lenovo menegaskan dirinya memang sudah puas dengan apa yang ia lakukan selama menjadi bagian dari MotoGP.
Bahkan seluruh capaian Miller baginya melebihi bayangannya selama ini.
Pemikiran dan capaian itulah yang membuat pembalap berusia 29 tahun itu legowo andaikan pada akhirnya tak lagi jadi bagian MotoGP.