"Saya sama sekali tidak suka dengan siulan terhadap seorang pembalap di atas podium, itu menjijikkan" buka pria asal Italia berusia 65 tahun ini, dikutip dari laman AS.
"Seorang juara dunia delapan kali telah menang pada hari ini. Dia itu bukan penjahat, dia itu seorang pembalap luar biasa dan kami akan bertaruh pada dia pada musim depan. Kami akan memiliki sebuah tim yang hebat," lanjut Tardozzi.
"Dalam situasi yang sulit, Marc (Marquez) sudah jelas membuat perbedaan dan Pecco menunjukkan kecerdikan dengan tidak mengambil terlalu banyak risiko karena 20 poin dari saat Martin melakukan kesalahan sangatlah berharga," dia menambahkan.
Riwayat Sepang Clash
Sepang Clash 2015 masih menjadi salah satu insiden yang paling membekas untuk diingat dalam sejarah MotoGP.
Insiden yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez di MotoGP Malaysia 2015 itu kembali diungkit dalam dokumenter DAZN.
Jauh sebelum Sepang Clash 2015 terjadi, Valentino Rossi dan Marc Marquez sebenarnya berkawan baik.
Apalagi Marc Marquez sendiri pernah mengakui jika Rossi adalah sosok idolanya sejak kecil.
Namun seiring debutnya di kelas utama, Marquez menjadi pembalap yang mulai mengancam dominasi Rossi di ranah MotoGP.
Musim 2015 pun menjadi musim yang membuat hubungan Rossi dan Marquez memburuk.
Sebenarnya, sebelum insiden Sepang Clash 2015, Rossi dan Marquez sudah lebih dulu saling berkonfrontasi. Tepatnya di MotoGP Australia 2015.
Di seri itu, Rossi sempat menuduh Marquez membantu Jorge Lorenzo agar jadi juara, sehingga membuat The Doctor semakin tertinggal dalam kejuaraan dunia.
Sebagai informasi, di musim 2015 silam, perebutan gelar juara dunia memang meruncing pada Rossi dan Lorenzo.
Meski pada akhirnya Marquez yang memenangi seri itu, Rossi tetap pada pendiriannya.
Puncak ketegangan Rossi dan Marquez terjadi di MotoGP Malaysia 2015, alias di sinilah insiden Sepang Clash terjadi.