"Di Jepang, kami bekerja dengan baik, kami mungkin tidak sekompetitif di Mandalika, namun kami mengumpulkan posisi yang solid dan, bahkan dengan kondisi cengkeraman yang berbeda, kami berhasil mendekati kelompok pebalap teratas," kata dia.
Karena itu dia berharap performanya akan terus berada dalam kondisi seperti ini. "Tiga minggu yang sangat berat menanti kita namun kita bisa mengambil satu langkah maju," tuturnya.
Di mata Diggia, Sirkuit Phillip Island sungguh unik, dari segala sudut pandang.
"Inilah salah satu sirkuit MotoGP favorit saya, sangat cepat dan dengan kenangan manis. Di sini, pada tahun 2023, saya meraih podium pertama saya di MotoGP, momen yang tidak akan pernah saya lupakan juga karena itu terjadi pada periode tertentu dalam karier saya," kata Diggia.
"Di Motegi saya merasa lebih baik, baik secara motor maupun fisik, saya pulang ke rumah dan menggunakan waktu seminggu untuk beristirahat dan memulihkan diri," imbuhnya.
"Saya melakukan beberapa pemeriksaan medis lagi, saya belum dalam kondisi 100 persen, tidak akan mudah untuk menghadapi akhir musim ini, tetapi saya akan berada di jalur yang benar dan saya akan terus memberikan yang terbaik untuk kembali ke slipstream. dari pembalap terkuat," ujar Diggia.
Direktur Utama PT Pertamina Lubricants, Werry Prayogi menilai, perhelatan balap MotoGP akan kembali ke Sirkuit Phillip Island, Australia akhir pekan ini setelah rehat dari puncak-pikuk paddock dan lintasan selama sepekan.
"Dari perspektif PT Pertamina Lubricants sebagai pendukung utama Pertamina Enduro VR46 Racing Team, kedua pembalapnya yaitu Marco Bezzecchi dan Fabio Di Giannantonio , masing-masing punya peluang besar," kata Werry.
Marco pernah didaulat sebagai pembalap rookie terbaik di tahun 2022 sementara Fabio mampu bertarung di urutan terdepan dan finis di posisi podium di sirkuit tahun ini.
Baca juga: Daftar Pembalap MotoGP 2025 Terbaru: Fabio di Giannantonio Stay di Pertamina Enduro VR46 Racing Team
"Tentu saja, kami dan seluruh fans dari Indonesia berharap keduanya bisa mendulang hasil kompetitif tak mudah karena tantangan terbesarnya adalah kondisi cuaca yang berangin, hujan dan dingin. Tapi itu adalah bagian yang harus mereka lewati jika ingin mendapatkan prestasi terbaik hingga akhir musim nanti," ujar Werry Prayogi.