TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Ducati Lenovo Team, Francesco 'Pecco' Bagnaia memandang perlunya ada penyegaran pada sistem poin di MotoGP. Ia mengusulkan metode poin bonus.
Juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 ini mencoba memberikan warna baru dalam penyelenggaraan MotoGP 2025 lewat sebuah masukan.
Pecco Bagnaia mengusulkan adanya bonus poin untuk pembalap yang bisa memenangkan dua balapan (sprint dan GP) pada akhir pekan MotoGP.
Poin bonus tersebut dianggapnya pantas sebagai reward, untuk pembalap yang tampil konsisten dalam satu akhir pekan.
Menurut laporan GPOne, hal itu dikatakan oleh Bagnaia dalam acara 'Campioni in Festa'-nya Ducati di Bologna, Italia pada awal pekan ini.
"Ini adalah sebuah sistem yang sudah ada lama sekali, sejak sebelum adanya balapan Sprint, yang sudah memberikan banyak perubahan dalam perebutan poin pada akhir pekan balapan," kata suami Domizia Castagnini.
"Setelah adanya balapan (sprint) ini, menurutku kita harus mempertimbangkan ide pemberian bonus (poin) untuk yang memenangi kedua balapan (sprint race dan race utama di masing-masing pekan),
atau mungkin (bonus untuk) waktu putaran tercepat, sesuatu untuk memberikan apresiasi bagi mereka yang paling kencang," ujar pembalap yang kembali mengenakan nomor start #63 di MotoGP 2025.
Menurut Bagnaia, poin tambahan itu akan membuat kesempatan pembalap mendulang poin semakin beragam dalam setiap event-nya.
Dengan demikian, kejuaraan akan semakin seru karena semua hal bisa diperebutkan oleh para pembalap.
Dalam catatan Crash, sistem poin yang digunakan dalam balapan utama MotoGP pada saat ini sudah dipergunakan sejak 1993 atau empat tahun sebelum Pecco Bagnaia lahir.
Baca juga: Jadwal MotoGP 2025 Lengkap: Dibuka Seri Thailand, Balapan Mandalika Bulan Oktober
Sejak diperkenalkannya balapan Sprint sejak 2023, ada ekstra 12 poin per akhir pekan balapan buat para rider atau bertambah dari 25 poin yang sebelumnya diraih untuk memenangi sebuah balapan.
Menurut Pecco Bagnaia, yang musim ini harus rela jadi runner-up di bawah Jorge Martin, sistem poin saat ini sebenarnya sudah oke dan memungkinkan rider-rider terpacu karena masih bisa bersaing usai rentetan buruk.
"Namun, menurut pandanganku, Sprint mempengaruhi sejumlah aspek, bukan cuma perhelatannya saja, jadi mungkin ada sesuatu yang seharusnya bisa dipertimbangkan," ucap Bagnaia.