Hanya saja ada beberapa ketakukan di mana klub dengan finansial mumpuni dapat memberikan sodoran gaji tinggi kepada pemain asing agar mau bergabung.
Padahal di Liga Voli Korea, yang termasuk royal dalam hal gaji pemain, telah memiliki batasan. Baik itu untuk gaji pemain lokal, rookie, asing non-Asia, dan asing Asia.
"Masalah yang dihadapi saat menggunakan sistem transfer free agent maupun try-out juga tidak berbeda jauh," bunyi pernyataan media Korea Selatan itu.
"Oleh karena itu dari berbagai pendapat yang dikumpulkan, penggunaan sistem rekrutmen bebas transfer akan dilakukan."
KOVO kemudian mengambil jalan tengah perihal ketakukan tim-tim dengan kekuatan finansial tinggi akan melakukan tindakan nakal, seperti menutupi besaran gaji pemain asing.
"Ada usulan di mana (KOVO) harus mempersiapkan badan tambahan untuk melakukan pengecekan dan pencegahan terhadap suap (gaji pemain)."
"Sehingga tidak ada kecurangan dan besaran gaji yang dimanipulasi untuk sesuai dengan ketentuan federasi."
Meski demikian, keputusan ini masih bersifat mentah karena akan dikaji. Nantinya KOVO akan mengadakan diskusi terpisah antara tim dari sektor putra dan putri.
"Sebuah kesepakatan telah dibentuk mengenai penerapan sistem kontrak bebas, namun untuk lebih jelasnya akan kembali meninjau seperti apa rencana dan implementasinya," terang salah seorang petinggi tim Liga Voli Korea.
(Tribunnews.com/Giri)