TRIBUNNEWS.COM - "Indonesia boleh kalah dari tim negara mana saja asal tidak dari Malaysia. Malaysia boleh tewas dari negeri manapun jua asal tidak dari Singapura."
Itulah ringkasan dari diskusi panjang antara Tribunnews.com dengan salah seorang official tim nasional Malaysia U-23 di bilangan Senayan, Jakarta, saat perhelatan SEA Games 2011 lalu yang berlangsung di Jakarta.
Pada akhirnya Malaysia yang keluar sebagai juara sepakbola SEA Games 2011 setelah melakoni laga dramatis yang ditentukan lewat adu penalti dengan kemenangan 4-3 atas Indonesia. Seantero Nusantara pun berduka setelah emas sepakbola melayang ke Negeri Jiran.
Sehari setelah final sepakbola SEA Games 2011, Tribunnews.com kembali berjumpa dengan official Malaysia tersebut untuk mengucapkan selamat. Masih bertempat di Senayan, kami akhirnya tenggelam dalam lautan samudera hubungan dua bangsa.
Dalam obrolan dengan pria Melayu itu terungkap bahwa Malaysia sebenarnya tidak pernah menjadikan Indonesia sebagai musuh bebuyutan, terutama dalam konteks kompetisi sepakbola Asia Tenggara.
Bahkan menurutnya, orang Indonesia terkadang terlalu berlebihan berekspresi setiap kali Tim Merah Putih berjumpa Tim Harimau Malaya. Malaysia sambung pria Melayu itu, masih tetap menganggap Indonesia sebagai "Saudara Tua". Ini jika dibandingkan dengan Singapura yang dalam historinya adalah negara kecil yang berdiri di atas bekas kekuasaan Malaysia.
Maka tensi masyarakat Malaysia sebenarnya lebih meninggi ketika timnas kesayangan mereka bertemu dengan Singapura. Tetapi pria Melayu itu tetap mengakhiri kata-katanya dengan slogan "Garuda di Dadamu, Loreng Harimau di Badanku".
Itu artinya seberapa besar respek yang ditunjukkan kubu Malaysia terhadap Indonesia, tetap dalam urusan kompetisi sepakbola nama baik sebuah bangsa akan dihitung dari prestasi yang pernah diraih tim kesayangan masing-masing.
Dua tahun berlalu, Indonesia dan Malaysia ditakdirkan kembali bertemu di ajang SEA Games Myanmar 2013. Kali ini pertemuan dua tim terjadi di partai hidup mati babak semifinal yang akan dilangsungkan di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw, Kamis (19/12) sore ini.
Tak banyak perubahan terjadi di kedua tim. Indonesia masih akan dilatih pelatih yang sama, Rahmad Darmawan. Malaysia juga tetap ditangani Ong Kim-Swee, yang mengalahkan Rahmad di final SEA Games Jakarta 2011 lalu.
Beberapa pemain Indonesia seperti Kurnia Meiga, Andik Vermansyah, Egi Melgiansyah, dan Diego Michels masih ada dalam skuad Garuda Muda yang dua tahun lalu juga terlibat panasnya partai final menghadapi Malaysia.
Kurnia Meiga yang saat itu merasakan pedihnya kekalahan dari Malaysia setelah tidak mampu menghentikan tendangan terakhir eksekutor Malaysia, menyatakan ingin membayar kesalahan dengan mengeliminasi Malaysia di semifinal SEA Games kali ini.
"Rasanya masih ada membekas Mas sampai sekarang. Tapi kami sudah diberitahu pelatih agar tak mengingat lagi kejadian itu. Kekalahan itu memotivasi kami untuk mengalahkan mereka (Malaysia)," kata Meiga kepada Tribunnews.com.
Namun demikan skuad Garuda Muda harus juga memperhatikan faktor non-teknis. Ada banyak pesan disampaikan para senior Timnas Indonesia agar Rhamdani Lestaluhu dkk tidak larut dalam emosi permusuhan dengan Malaysia di pertandingan nanti. Sebab jika emosi itu dituruti, maka Indonesia dipastikan akan kesulitan menaklukkan Negeri Jiran.