TRIBUNNEWS.COM - Transparency International (TI) sebuah organisasi internasional baru-baru ini membuat laporan tentang korupsi global di dunia olahraga atau lebih spesifiknya terhadap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
FIFA tengah dirundung masalah korupsi internal sehingga lembaga tertinggi di persepakbolaan dunia itu harus menyeret dua petingginya Sepp Blatter (Presiden FIFA) dan Michel Platini (Presiden UEFA) ke meja hijau.
Hasil analisis TI melalui lebih dari 25 ribu voters dari 25 negara menyebutkan 69 persen penggemar sepak bola di seluruh dunia tidak lagi percaya kepada FIFA.
Direktur Transparency International, Cobus de Swardt menjelaskan seluruh penggemar sepak bola merasakan kekecewaan berat atas tindakan korupsi yang dilakukan jajaran petinggi FIFA sehingga terjadi unsur pengkhianatan.
"Kami sebagai penggemar sepak bola memiliki hubungan atau kecintaan dengan sepakbola. Ketika tim kami menang maka kami menjadi gembira, ketika mereka kalah tentu kami menjadi kecewa. Tidak ada bedanya tindak korupsi," ujarnya seperti dikutip Tribunnews dari laman RRI.
Menjelang pemilihan Presiden baru FIFA yang akan dilaksanakan pada akhir pekan ini di Zurich, Swiss, sebanyak 60 persen memutuskan untuk menjadi golongan putih atau tidak memilih satu pun kandidat.