Dua kali bursa transfer pada musim 2017-2018, semuanya dilalui dengan memalukan oleh Antonio Conte, yang merasa dirinya harus dibelikan pemain-pemain top.
Friksi dengan manajemen klub, yang menginginkan belanja klub lebih terkontrol, mengakibatkan manuver transfer Chelsea berantakan.
Di musim panas, Leonardo Bonucci dan Romelu Lukaku luput dari kejaran Chelsea karena dibajak klub lain yang bergerak lebih cepat memenuhi permintaan harga klub pemilik.
Di musim dingin, kekacauan terulang.
Memburu penyerang baru, Chelsea memang mendapatkan Olivier Giroud.
Tapi, transfer itu jelas hanya remah-remah dari reaksi berantai setelah Alexis Sanchez dan Pierre-Emerick Aubameyang menyelesaikan kepindahan mereka.
Tambahan lagi, di bursa transfer Chelsea malah kehilangan Nemanja Matic dan Michy Batshuayi, dua pemain yang kemudian bersinar di klub barunya.
5. Tradisi Bagus Pemecatan
Di era kepemilikan Roman Abramovich, pemecatan pelatih biasanya memberikan efek bagus buat Chelsea.
Dimulai dari Jose Mourinho, yang dipecat pada 2007.
Pelatih penggantinya, Avram Grant, membawa Chelsea ke final Piala Liga Inggris dan Liga Champions.
Kemudian usai pemecatan Luiz Felipe Scolari pada 2009, Chelsea malah menjadi juara Piala FA 2008-2009 bersama Guus Hiddink.
Yang paling fenomenal adalah pemecatan Andre Villas-Boas pada 2011.
Chelsea kemudian mampu menjuarai Piala FA dan Liga Champions 2011-2012 bersama pelatih penggantinya, Roberto Di Matteo.
Musim berikutnya Di Matteo menyusul dipecat.
Pelatih suksesornya, Rafael Benitez, kemudian membawa Chelsea menjuarai Liga Europa 2012-2013.
Siapa tahu, dengan pemecatan Antonio Conte, Chelsea pada akhir musim nanti bisa meraih trofi lagi.