TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Operasi pencarian terhadap Ferry Anto, korban hilang terseret ombak di Pantai Baru, Srandakan, Bantul ditutup pada Rabu (26/6/2019) sore, sekira pukul 16.30 WIB.
Operasi pencarian ditutup berdasarkan hasil rapat internal, evaluasi dan koordinasi antar semua tim SAR Gabungan, termasuk melibatkan pihak keluarga di Posko SAR Linmas Wilayah IV Pantai Baru.
"Keluarga korban yang berada di Posko Satlinmas sudah ikhlas jika korban Ferry Anto tidak ditemukan. Atas persetujuan dan kesepakatan dengan semua pihak terutama pihak keluarga, maka pada Pukul 16.30 WIB operasi pencarian ditutup," kata Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com, Rabu sore.
Dijelaskan Pipit, pencarian pada hari ketujuh tim SAR gabungan melakukan penyisiran dari lokasi kejadian menuju ke arah barat sampai wilayah Trisik, Kulon Progo.
Pada pencarian hari ke tujuh ini keluarga korban ikut serta dalam proses penyisiran menggunakan kendaraan Amphibius dan Beach Patrol milik Basarnas Yogyakarta.
"Kendala yang dihadapi tim SAR gabungan ombak dan angin cukup kencang, sehingga pencarian tidak bisa dilakukan di laut," terangnya.
Diberitakan Tribunjogja.com sebelumnya, dua orang dinyatakan hilang terseret ombak di Pantai Baru, Bantul, pada Kamis (20/6/2019) lalu.
Mereka adalah Ferry Anto Eko Saputro dan putrinya Freya Fajrina Dwi Saputri.
Freya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, pada hari Sabtu (22/6/2019) pagi.
Pada hari yang sama, petugas juga sebenarnya menemukan celana panjang yang dipakai oleh korban, Ferry.
Penemuan celana tersebut, oleh petugas SAR Gabungan sempat menjadi titik terang pencarian.
Namun hingga operasi ditutup, korban tak kunjung ditemukan.
Diketahui, kejadian laka laut ini bermula ketika lima orang korban yang diketahui rombongan satu keluarga sedang berlibur di pantai Baru, Bantul.
Nahas ketika mereka sedang berada di tepian pantai, ombak besar tiba-tiba datang dan menyeret kelima orang tersebut.