Xhaka sendiri mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari para pendukungnya sendiri dalam laga Arsenal menghadapi Crystal Palace beberapa waktu lalu.
Xhaka mendapatkan cemoohan dari para pendukungnya ketika dirinya berjalan keluar lapangan saat ditarik keluar Unai Emery, pelatih Arsenal.
Pemain asal Swiss tersebut berjalan keluar lapangan dengan menutup telinga dan ketika memasuki lorong ia justru melepas jersey tim kebanggannya.
Pasca laga, cemoohan masih terus berlanjut namun melalui akun media sosial pribadinya.
Tidak hanya menyangkut Xhaka melainkan istri dan anaknya yang juga mendapat perlakuan tidak enak.
Pemain berusia 27 tahun tersebut seakan merasa geram dan telah mencapai puncak emosi dari apa perlakuan tidak mengenakkan yang ia dapatkan.
Dalam klarifikasi tertulis di situs Arsenal dan akun media sosial resminya, Xhaka berharap kita, pemain dan suporter untuk saling menghormati.
Serta mengajak untuk maju dengan cara yang positif.
"Kejadian saat itu sangat menyentuh perasaan saya.
"Saya cinta dengan klub ini (Arsenal) dan saya memberikan 100 persen kemampuan saya di dalam maupun di luar lapangan.
"Orang-orang mengatakan, 'Kami akan mematahkan kakimu, 'Bunuh Istrimu', dan itu membuat saya mencapat puncak emosi ketika pergantian di Stadion hari Minggu lalu.
"Saya membiarkan diri saya terbawa emosi dan bereaksi dengan cara tidak menghormarti suporter yang datang mendukung kami. Itu bukan niat saya, dan saya minta maaf atas apa yang saya lakukan.
"Harapan saya, agar kita bisa saling menghormati, mengingat kecintaan terhadap Arsenal. mari kita maju bersama dengan cara yang positif," pernyataan tertulis dari Granit Xhaka.
Cemoohan tersebut bukanlah yang pertama kali ia dapatkan. September lalu saat lawan Aston Villa hal tersebut juga sempat ia rasakan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)