Penampilan yang tidak kunjung membaik membuatnya kembali ke Galatasaray di tahun itu juga.
Selain memiliki julukan Kral, ia memiliki julukan lainnya ketika berduet dengan Gheorghe Hagi dari Rumania.
Duet Hakan Sukur-Gheorhe Hagi membuat Galatsaray semakin menunjukkan eksistensi akan gelarnya, Avrupa Fatihi yang berarti penakluk Eropa.
Musim 1996/1997 kinerja Hakan Sukur-Gheorhe Hagi berhasil memberikan gelar Liga Super bagi Galatasaray selam empat tahun berturut turut.
Selain itu, Hakan Sukur berhasil mengawinkannya dengan Piala Turki di tahun 1999 dan 2000.
Serta kegemilangan Sukur berlanjut dengan berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di tahun 1997, 1998, 1999.
Bahkan di musim 1996/1997 ia berhasil melesakkan 38 gol di liga dan membuatnya bersaing dengan Mario Jardel serta Ronaldo di perebutan sepatu emas Eropa.
Kegemilangan Kral berlanjut di Galatasaray saat raksasa Turki itu berhasil mengalahkan Arsenal di ajang UEFA.
Bak raksasa yang dibangunkan dari tidurnya, Hakan Sukur mendapatkan tawaran tim top dunia, Inter Milan.
Tepatnya di tahun 2000, Hakan Sukur resmi berseragam Nerazzurri.
Ia digaet oleh Inter Milan untuk menggantikan Ronaldo yang kala itu sering menderita cedera.
D Inter Milan, ia diduetkan dengan striker yang tidak kalah garangnya, Christian Vieri.
Alih alih dipercaya bisa menunjukkan kecermelangannya sama seperti di Galatasaray, Hakan Sukur justru tampil mengecewakan saat berseragam Inter.
Ia hanya mencetatkan 35 penampilan dan melesakkan enam gol.