Dua lokasi itu berdekatan dengan kawasan Stadion Supriyadi.
Pendapat Pengamat
Sementara itu pengamat sepakbola sekaligus koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, memberikan pandangannya mengenai kejadian kerusuhan dua kelompok suporter tersebut.
"Satu nyawa terlalu mahal untuk sepakbola. Rivalitas hanya 90 menit di lapangan, setelah itu kita semua bergandengan masih sebatas jargon impian," ungkap Akmal melalui unggahan di akun Instagram miliknya, @akmalmarhali20, Selasa (18/2/2020).
Akmal menilai, panitia Piala Gubernur Jatim (PGJ) harus bertanggung jawab atas insiden ini.
"Panitia Pelaksana PGJ paling bertanggung jawab terhadap vandalisme dan anarkisme yang terjadi. Panpel tidak siap dan tidak melakukan antisipasi jauh hari terhadap kemungkinan pertemuan antara Persebaya vs Arema," ungkapnya.
Akmal mengungkapkan keputusan panitia menggelar semifinal tanpa penonton tidaklah efektif.
"Masa akan sangat liar. Bahkan, perang jalanan sangat riskan terjadi dan merugikan masyarakat sekitar. Dan, kini terulang.
Bentrokan terjadi di Jalan Raya kawasan Pasar Dimoro Kota Blitar," ujar Akmal.
(Tribunnews.com/Wahyu GP) (Surya.co.id/Samsul Hadi)